Kamis, 19 Juni 2025

The Fed mempertahankan suku bunga.

The Fed kali ini mempertahankan suku bunga, mencerminkan sikap hati2 dalam menyeimbangkan antara inflasi dan pertumbuhan ekonomi. Meskipun ekspektasi inflasi naik, proyeksi pertumbuhan ekonomi malah diturunkan, menandakan risiko stagflasi makin nyata. Dalam dot plot, ada perbedaan pandangan soal jalur suku bunga ke depan, terutama karena beberapa anggota Fed tidak setuju untuk memangkas suku bunga tahun ini. Walau Trump mendesak pemangkasan suku bunga besar2an, Fed tetap mempertahankan independensinya, lebih memilih mengambil keputusan berdasarkan data ekonomi, bukan tekanan politik. Dengan kondisi global yang tidak pasti seperti situasi Timur Tengah dan kebijakan tarif yang belum jelas, pembuat kebijakan tetap waspada terhadap risiko ekonomi. Inflasi belum turun ke target, sementara pasar tenaga kerja dan pengeluaran konsumen melemah, sehingga sikap “wait and see” menjadi strategi yang lebih aman bagi Fed saat ini.

Pernyataan Fed kali ini cenderung netral ke dovish untuk pasar. Dalam jangka pendek, karena masih ada kemungkinan dua kali pemangkasan suku bunga tahun ini, pasar keuangan tetap berharap likuiditas longgar, yang mendukung pasar saham dan aset berisiko. Namun, proyeksi pertumbuhan ekonomi yang turun, inflasi yang naik, dan data tenaga kerja yang melemah bisa membatasi selera risiko pasar, terutama imbal hasil obligasi jangka panjang yang mungkin tetap tinggi, membuat biaya pendanaan perusahaan terus berat dan menekan laba. Selain itu, jika Trump kembali ke Gedung Putih dan memperkuat campur tangan di kebijakan moneter, pasar bisa menghadapi ketidakpastian tambahan. Karena itu, investor mungkin akan beralih ke sektor defensif atau aset safe haven seperti emas untuk lindung nilai terhadap risiko kebijakan dan geopolitik. Secara keseluruhan, optimisme pasar terhadap pemangkasan suku bunga akan tertekan oleh perlambatan ekonomi dan tekanan inflasi yang nyata di lapangan.

Tidak ada komentar: