Senin, 21 Desember 2020

Sabtu, 28 November 2020

obrolan diwarung kopi

setiap kali bertemu dengan dia, selalu saja di warung kopi. dia adalah seorang temanku yang sedang bermetamorfosis menjadi seorang abdi negara. ini adalah tes kedua yang diikuti setelah tes pertamanya gagal. dan alhamdulillah pada tes kedua ini dia lolos. namun dia sering bilang kalau keberhasilannya kali ini karena belajar dari pengalamanku yang hampir lolos sebagai abdi negara. ya abdi negara masih menjadi pekerjaan yang di favoritkan oleh anak-anak kelahiran tahun 80 an. salah satunya aku. dan karena faktor usia aku sudah tidak bisa mengikuti (batas maksimal usia 35 tahun). namun begitu aku masih bisa mengikuti PPPK, yang katanya tidak ada pensiun. bagiku jadi abdi negara atau tidk bukan suatu masalah, yang penting terus mengabdi dan berkarya dengan kemampuan yang kita miliki. obrolan siang ini tentang penelitan yang akan saya lakukan untuk meraih gelar magister. berbagai alternatif ditawarkan meski kadang aku tidak begitu paham dengan apa yang akan aku lakukan. aneh juga kan, hal yang seharusnya aku kerjakan malah santai, belum bergerak sama sekali. aku menempuh pendidikan pasca sarjana di universitas wahid hasyim semarang melalui jalur beasiswa. dan ini adalah tahun keduaku untuk segera menulis thesis. gambaran sudah ada namun ada saja kendala setiap kali akan menulis. aku lihat teman-teman sekelasku juga masih adem ayem saja. belum ada greget untuk menyelesaikan tulisan mereka. padahal tahun 2021 sudah ditarget wisuda bulan maret atau oktober. secara pribadi aku ingin ikut yang maret agar bisa segera mengikuti program doktoral. ya... efek gagal menjadi abdi negara, aku jadi perhatian sekali dengan kegiatan yang bisa menghasilkan uang. meski kadang kegiatan itu tidak sesuai dengan kompetensiku. seperti bulan kemarin aku mengikuti uji kompetensi desainer grafis dan alhamdulillah aku masuk kategori kompeten. padahal kemampuanku hanya bisa membuat desain untuk brosur sekolah. itupun masih dibantu percetakan untuk menyempurnakan tugasku. sebelumnya aku juga pernah mengikuti pelatihan bahasa inggris, karena aku rasa perlu untuk mengembangkan kompetensiku. kukira bahasa inggris dan komputer adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. jadi aku pede saja ketika mengikuti pelatihan itu. alhamdulillah aku dinyatakan kompeten. mungkin semua adalah efek dari gagal menjadi abdi negara dan sekarang berusaha untuk menjadi orang yang berguna bagi orang lain.

Jumat, 20 November 2020

Hari Pahlawan

Tanggal 10 november kemarin, kita memperingati hari yang sangat bersejarah bagi bangsa Indonesia, yaitu hari pahlawan. Hari dimana puncak perlawanan rakyat Indonesia melawan penjajah belanda yang berhasil membonceng sekutu. Sebuah peristiwa besar terjadi di Surabaya, dimana pada tanggal 10 november 945 bangsa Indonesia diminta untuk menyerah kepada sekutu. Hal itu disampaikan oleh tentara sekutu melalui pamflet-pamflet yang disebar melalui pesawat udara. Namun atas pidato bung tomo yang mampu menggetarkan hati rakyat Surabaya. Indonesia menolak menyerah bahkan melakukan perlawanan. Dalam peristiwa itu salah seorang jendral inggris berhasil dibunuh melalui bom mobil yang dipasang oleh salah seorang santri dari jombang, jawa timur.

Tentara Indonesia ketika itu terdiri dari para pemuda dan santri (siswa pondok pesantren) dimana mereka tidak hanya membuktikan bahwa mereka cinta sekali dengan negeri ini, namun mereka juga pandai mengaji. Santri yang hanya bermodal sarung dan juga peci, serta senjata bambo runcing yang banyak tumbuh di negeri ini menjadi senjata andalan menumpas penjajah.

Selain tewasnya jendral mallaby, perjuangan arek-arek suroboyo ketika itu adalah berhasil berobek bendera belanda yang berkibar di Hotel Yamato Surabaya. Bendera tiga warna, yaitu merah, putih dan biru berhasil dirobek bagian bawahnya sehingga menjadi bendera merah putih yang berkibar. Lagi-lagi peran santri tak bisa di anggap enteng, karena pemuda yang nekat naik tiang bendera dan berhasil merobek bendera belanda itu adalah santri dari jombang.

Kita tahu bahwa jombang adalah tempat kelahiran hadratus syaik KH Hasyim Asy’ari. Roisul Akbar dan juga pendiri dari organisasi Nahdhatul Ulama. Jombang terkenal dengan pondok pesantren tebuireng yang merupakan markas dari pasukan hizbullah, tentara islam yang dikemudian hari bernama TNI. Peristiwa 10 november adalah kelanjutan dari keputusan para ulama yang memberikan fatwa bahwa melawan penjajah hukumnya wajib, fatwa itu sekarang kita kenal dengan nama Resolusi Jihad yang dikeluarkan pada tanggal 22 oktober 1945, dan hari itu kita kenal dengan nama hari santri. Karena peran santri dan juga kyai yang tidak kecil demi keutuhan NKRI.

Sekarang kita telah merdeka. Musuh kita bukan lagi penjajah. Namun orang-orang yang kecewa karena mereka tidak terpilih sebagai pengurus organisasi, lalu mendirikan organisasi sendiri dan ingin merubah ideologi pancasila dengan ideologi lain, salah satunya adalah ideolgi yang berlandaskan alqur’an dan hadits yang kita kenal dengan syariat islam. Padahal para ulama sepakat bahwa ideologi pancasila adalah ijtihad mereka yang paling besar dalam merumuskan dasar Negara dan tidak akan bisa dirubah lagi. NKRI harga mati, pancasila jaya. Perlawanan sekarang lebih berat, karena kita melawan bangsa sendiri, beberapa kali kita berhasil menumpas mereka, mulai dati DI/TII, NII dan juga PKI. Namun penyakit itu sampai sekarang masih menempel dan kadang-kadang kambuh lagi. Mari kita teguhkan keyakian kita bahwa pancasila adalah ideologi yang paling baik diantara sekian banyak ideologi yang ada di dunia, karena perumusnya adalah pala ulama nusantara yang sangat memahami kondisi Indonesia seutuhnya. Mengganti ideologi pancasila akan berhadapan dengan TNI dan juga polri karena dianggap meresahkan masyarakat dan mencoba merongrong kekuasaan melalui perubahan ideologi.

Untuk itu kita harus berhati-hati dalam mengikuti kegiatan berbau islami, bisa jadi kegiatan itu baik, dibungkus dengan label syariah yang pada akhirnya justru malah merubah ideologi negara kita menjadi negara khilafah. Ikutilah kegiatan keagamaan yang sudah lazim diikuti oleh orangtua kita, kakek nenek kita seperti tahlilan dan berzanzi. Karena itu adalah istighosah kecil yang bisa kita laksanakan setiap minggu, bukan melakukan bid’ah yang sering mereka desuskan selama ini.

Minggu, 15 November 2020

FILE SAMPAH

Hari kamis kemarin, komting (ketua) kelasku di program pascasarjana mengkritik tentang status WA yang tidak ada artinya, status itu ibarat sampah karena tidak ada tagline dalam status tersebut. Status itu hanya berupa foto atau video yang kadang harus di download dulu. Lalu aku jelaskan kepadanya bahwa pembuatan status itu bertujuan untuk membersihkan file sampah yang ada di hape, berupa foto dan video. Karena eman sekali jika harus dibuang, maka saya buang (hapus) setelah saya bagikan ke status WA dan beberapa grup.

Teman saya lalu bercerita tentang sebuah mobil yang dibeli 15 tahun lalu. Kalau kita jual ke showroom mobil lagi mungkin harganya akan murah, karena model mobil sudah tidak up to date. Sedangkan jika kita jual ke pasar mobil harganya hanya naik sedikit, dan jika kita jual pada orang yang membutuhkan, mungkin harganya juga hampir sama. Lalu ditemukanlah sebuah tempat yang bisa menerima mobil itu dengan harga yang sangat tinggi. Tempat itu adalah toko barang antik.

Inti dari cerita itu adalah, semua orang mempunyai pangkat dan derajat yang berbeda di setiap tempat. Mungkin kita tidak berarti apa-apa di antara orang-orang tertentu, karena kita mungkin dianggap orang biasa. Namun ditempat yang berbeda pula kita bisa sangat berarti sehingga dihormati dan disegani oleh banyak orang. Artinya kita harus bisa memposisikan diri kita, ketika kita berada di suatu tempat. Misal di rumah, sekolah, pasar, atau tempat yang lain.

Sama dengan status WA yang mungkin dianggap biasa oleh beberapa orang, namun dianggap sampah oleh orang yang berpengetahuan. Karena status WA kita tidak ada artinya. Bisa jadi status WA akan sangat berarti bagi orang yang membutuhkan, mungkin saat kita menge-share lowongan pekerjaan atau sebuah kegiatan.

Tapi bagi saya, semua kembali kepada diri kita masing-masing. Komting dan beberapa teman pascasarjana sering sekali mengkritik bahkan menggojlok dengan caci maki yang menyakitkan hati. Namun saya tahu itu semua dilakukan karena saya berada di masa transisi (peralihan) dari orang awam menuju ilmuwan. Kuncinya juga sama, belajar dan terus belajar mengupdate diri sendiri dengan wawasan yang bermanfaat dan juga mengetahui perkembangan yang terjadi di saat ini. Tidak hanya diam atau pasif dengan perkembangan tersebut. Untuk itu saya mengucapkan terima kasih kepada semua teman pascasarjana universitas wahid hasyim semarang kepada saya, yang bersedia mengkritik saya. Kritik anda sekalian adalah sebuah kepedulian kepada seorang sahabat yang tidak bisa saya dapatkan ditempat lain.

Semenjak saat itu saya tidak lagi nyetatus di WA dengan sampah yang tidak berguna. Namun itu hanya berlaku beberapa hari saja, karena banyak sekali file sampah (foto/video) yang tidak berguna di HP saya. Jadi maafkan jika saya bandel. Bukan saya tidak peduli dengan kritik yang diberikan. Saya hanya merasa eman sekali jika file itu dibuang (hapus) begitu saja, jadi saya merasa perlu men-share foto/video tersebut. Maafkan aku kawan...

Kamis, 01 Oktober 2020

Tetangga masak gitu?

Akhirnya hari ini datang juga. Hari yang paling aku benci, karena kepulangannya. Sebut saja Deni, tetangga sebelah rumahku, sekaligus keponakan dari istriku. Dia pulang dari Jakarta. Setelah beberapa bulan disana. Padahal saat itu pandemic covid-19 mulai merebak, yaitu 16 maret 2020. Hari ini Jumat, 02 oktober 2020, dia balik lagi ke desa Ledok. Kedatangannya saja sudah bikin heboh keluarga, mulai dari listrik rumahnya yang harus dinyalakan, sampai berbagai persiapan kecil yang dilakukan oleh saudara sepupuku. Padahal sebelumnya berkali-kali dia bilang dengan gayanya yang sok kaya akan pasang listrik sendiri. Karena listrik yang aku pakai dan disalur sama dia adalah listrik musholla dengan status untuk kepentingan sosial.

Hal yang paling menyebalkan darinya adalah rasa menang sendiri, karena dia adalah cucu tertua dari mbah jami. Yang secara tidak langsung adalah keponakan dari istriku, itu sebabnya dia memanggilku “Pak Dhe”. Selain itu dia merasa paling pintar dalam segala hal, dan serba bisa, meski aku tidak tahu bagaimana kenyataannya. Hampir semua barang yang ada disini diakui sebagai miliknya. Karena yang membuat atau memasang adalah bapaknya. Aku sendiri tidak tahu yang sebenarnya, disini saya hanya anak mantu, dan disuruh menempati rumah Pak Lik yang kebetulan ada musholla di depan rumahnya. Semua barang dirumah ini kukira warisan dari Pak Lik dan tinggal pakai, ternyata malah diakui sebagai miliknya. Kalau misalnya dipakai bersama mungkin saya masih bisa memaklumi. Namun yang terjadi malah sebaliknya. Dia membuat batas rumah sendiri sesuai versinya dan tidak boleh dijamah oleh keluargaku, padahal sebelumnya kami biasa memakainya, seperti kamar mandi yang letaknya di ujung rumah.

Karena rumah ini sudah jelas dibagi dua, saya sebetulnya ikhlas. Namun sifat semena-mena dan mengakui semua barang adalah miliknya plus rasa sok tahu dan sok bisa segalanya membuat saya eneg. Setiap kali ada masalah yang berhubungan dengannya saya lebih baik mundur. Karena saya merasa percuma berhubungan dengan orang seperti itu. Sifat yang terlihat justru malah kekanak-kanakan karena mau menang sendiri.

Kini dia pulang, aku berharap dia segera pergi lagi, meski aku belum tahu batang hidungnya pagi ini. Saudara sepupu yang lain pernah menasehati bahwa dia tidak akan bertahan lama tinggal di suatu tempat, jadi lihat saja kelakuannya. Namun dia lupa menyampaikan lihat juga penderitaan hidup sama dia. Rasa tertekan yang sering timbul karena tidak nyaman jika ada dia, seperti mata atau CCTV yang selalu mengintai kita jika melakukan sesuatu. Itu sebabnya saudara sepupuku mempersiapkan kedatangannya ala kadarnya seperti menyalakan listrik seperti yang dia pinta di dalam pesan WA. Namun bagiku EGP dan aku tidak mau tahu dengn apa yang dia lakukan. Bagiku wujuduhu ka adamini, keberadaannya seperti tidak ada karena rasa takut dan tertekan yang pernah dia berikan kepada keluargaku. Untuk kali ini mungkin aku belum bisa menuliskannya disini, karena terlalu sakit. Mungkin jika sudah terbiasa dengan tekanannya beberapa hari ke depan mungkin aku baru bisa menuliskannya.

Dan pesan adik sepupuku yang sekarang jadi guru di SMEA NEGERI 1 CEPU adalah bersabar dan berdoa. Yakinlah bahwa suatu saat semua hal akan menemukan masa indah, jika waktunya sudah tepat. Meski aku tak terlalu berharap, semoga itu benar-benar terjadi pada keponakan istriku yang satu ini. Semoga saja dia berubah menjadi lebih baik, setelah segala macam penderitaan menderanya dalam beberapa tahun berakhir ini.

Namun tak tahu juga sih, sifat manusia bisa berubah sesuai moodnya masing masing, sama seperti sifatku yang sekarang yang lagi gibahin dia di akun pribadi ini. Wkwkwk…

Kamis, 10 September 2020

Hakim, Ainul dan Zaky

Mereka adalah trio kwek-kwek, pembuat onar di kelas kami. Selain asfa kelas akan terasa sepi jika tidak ada mereka. Hakim adalah alumni sebuah SMK yang sangat terkenal di kota cepu. Ibunya adalah primadona di jaman mudanya dulu. Karena saya juga kenal dengan ibunya. Dia adalah kakak kelas saya sewaktu sekolah. Namun kami tidak pernah bertemu. Saya masuk sekolah saat dia sudah lulus. Mungkin karena ibunya yang cantik, hakimpun mempunyai wajah yang tampan. Sayang dia pelo. Tidak bisa mengucapkan huruf R dengan jelas. Seperti orang jepang. Dia mengucap huruf R menjadi L. contoh laler menclok pager, jika hakim yang mengucapkannya maka akan terdengan lalel menclok pagel. Dan kelihatannya pelo nya hakim sangat parah.

Ainul, adalah keponakan dari sahabatku di MTs, namanya mabrur. Mabrur mempunyai suara yang sangat bagus dan sering adzan pada hari jumat di masjid. Dulu sewaktu kami masih di MTs kami sering latihan qiroah bersama. Meski suarsaya tidak begitu bagus, namun saya berhasil menghafalkan tujuh tausih lagu qiroah.

Zaki adalah anak pak amin, kepala MTs Darul Falah Cepu. Dulu dia adalah murid saya. Dan sekarang kita dipertemukan lagi sebagai peserta pelatihan bahasa inggris. Sama-sama sebagai murid. Namun rasa hormat nya kepada saya tidak berkurang. Karena saya selalu mengajarkan tidak ada mantan murid, apalagi mantan guru. Orang tang sudah mengajarkan ilmu kepada kita meski Cuma satu huruf, maka beliau adalah guru kita. Begitu kata sahabat ali bin abi thalib dalam kitab ta’limul muta’alim.

Kebetulan ketiga anak ini bersaudara, saya tidak bisa menjelaskan bagaimana hubungannya. Namun zaki yang paling tua. Sebab inul dan hakim kalau memanggil pak amin dengan sebutan pak dhe. Entah kebetulan atau tidak mereka berhasil mendaftar sebagai peserta BLK dan menjadi tim penggerak. Seperti saat ini, meski pelatihan sudah selesai namun mereka masih kompak di grup WA. Bahkan sering beberapa kali mengadakan acara rujakan dan makan-makan. Apalagi sekarang bulan muharrom. Banyak orang yang memperingati hari kelahirannya dengan bancak-an. Dan kita sering di undang untuk ikut makan makan. Termasuk pak cip sang penyelenggara pelatihan season 1 dan 2. Namun sayangnya saya jarang ikut. Karena rumah saya jauh sekali. Meski dalam hati juga ingin kumpul bersama teman-teman. Lagipula waktunya sering tidak pas, karena saya sering puasa senin kamis sejak setahun terakhir ini. Akhirnya hanya bisa mendoakan semoga mereka mendapat barokah di hari lahirnya.

Well... itu cerita tentang semua lelaki di kelas kami, BLK Komunitas bahasa inggris AL IANAH Cepu yang kami ikuti selama satu bulan. Minggu depan saya akan bercerita tentang ceweknya, karena banyak sekali. Dan mungkin juga kurang bahan yang bisa saya sajikan. Kalau menggambarkan karakter mereka sedikit demi sedikit mungkin bisa, biarpun tidak detil.

Owh ya, selain pak cip sebagai penyelenggara ada juga mas lolok, sang penjaga dan juga pak agung tukang cathering. Dan yang tentunya tak bisa saya tinggalkan yaitu gus syafa, pengasuh pondok pesantren al I’anah cepu sekaligus penyelenggara pelatihan ini. Sedikit demi sedikit saya akan bercerita tentang mereka untuk mengisi blog ini dan mengasah kemampuan saya dalam menulis terutama editing. Karena sebentar lagi saya akan disibukkan dengan menulis thesis sebagai syarat untuk meraih gelas S2. Magister di dunia pendidikan agama islam.

Guru menulis saya, bapak budi maryono pernah mengibaratkan menulis adalah sebuah kebisaaan, seperti bersepeda. Kalau tidak pernah naik sepeda, bagaimana kita bisa menulis.

Minggu, 06 September 2020

Asfa Oy

Sebelum saya bercerita tentang trio kwek kwek (sebutan untuk, hakim, inul dan zaki) saya akan menceritakan tentang Asfa. Salah seorang peserta pelatihan bahasa inggris yang selalu memakai sarung. Dia adalah alumni pondok pesantren al anwar sarang rembang. Dulunya dia alumni dari MTs AL Muhammad Cepu. Lalu melanjutkan di MA Yastamas Cepu. Dan mondok di AL-IANAH Cepu gang Delapan. Setelah lulus dari aliyah dia melanjutkan studinya di STAI AL ANWAR sarang rembang, sambil mondok disana.

Beberapa peserta perempuan mengaku kalau kelas terasa sepi kalau tidak ada Asfa. Maklum pembawaan Asfa sumeh dan selalu lucu dalam setiap tingkah lakunya. Suaranya keras dengan sedikit logat yang dibuat-buat, sehingga setiap kali dia berbicara selalu membuat orang terpingkal-pingkal. Asfa mempunyai gigi gingsul, gigi yang tumbuh tidak sempurna (tumpuk) namun justru itu menambah daya tariknya.

Dalam beberapa kegiatan yang diadakan oleh BLK (selama pelatihan)dia selalu mendapat kepercayaan sebagai master of ceremony (MC) tentu saja acara selalu heboh dengan gayanya. Meski bahasa inggrisnya banyak yang salah ketika membawakan acara, namun dia tetap pede. Toh kita juga gak begitu paham dengan bahasa inggris. Selain Mr. Nafa (sang tutor)yang penting speak up loudly.

Sayang pada acara pamungkas (jalan-jalan ke sarangan) dia tidak ikut karena persiapan ujian skripsi. Tentu saja sekarang dia sudah lulus dan jadi sarjana. Oleh karena itu acara ke sarangan menjadi garing tanpa dia. Selain itu tidak ada uang saku, sehingga membuat lemas semua peserta.

Akhir-akhir ini saya sering melihat dia di BLK mengantarkan snack dan juga makanan. Maklum dia dipasrahi oleh pengasuh pondok untuk ikut mengawasi santri-santri putra di AL-I’ANAH Cepu. Saya ketemu dia setiap hari karena saya juga ditunjuk untuk menjadi admin sementara di BLK, sebelum kuliah di semarang mulai.

Meski dia sudah tidak berucap bahasa inggris lagi, namun dia masih tetap lucu. Dan penampilannya yang memakai sarung dan kopyah tidak pernah ketinggalan. Semangatnya untuk mengabdi di pondok sangat bagus dan luar biasa sekali. Meski sering di kecewakan oleh lembaga. Mungkin sama seperti belajar sampai mati. Mengabdi kepada kyai juga sampai mati. Paling tidak harus respect sama pengasuh dan asatidznya.

Pada pelatihan ke tiga ini, Asfa membawa dua orang temannya dari sarang untuk ikut belajar bahasa inggris secara Cuma-Cuma. Dua orang temannya itu berasal dari tangerang dan jambi. Daerah yang sangat jauh dengan Cepu. Maklum niat awalnya adalah mondok di sarang. Sambil menunggu virus corona hilang, mereka memanfaatkan kesempatan belajardi BLK AL-I’ANAH CEPU untuk mendalami bahasa inggris sampai expert. Maklum kesempatan belajar seperti ini tidak akan dating dua kali. Meski ada masalah internal dengan lembaga, paling tidak kita mendapatkan ilmunya yang bias kita manfaatkan dimasa depan.

Ingat, belajar itu dimulai dari kita turun dari ayunan, dan beralhir sampai kita masuk ke liang lahat. Jadi selama masih ada kesempatan untuk belajar maka gunakanlah kesempatan itu dengan sebaik-baiknya.

Selasa, 01 September 2020

Diganggu makhluk halus

Sudah hampir tiga hari ini, saya sering sholat tidak konsentrasi, setiap kali konsentrasi selalu buyar, pikiran mblayang kemana-mana, ingat kerjaan dan lain sebagainya. Ada sebagian orang yang bilang bahwa itu dibuat oleh manusia. Namun jika aku tidak percaya, karena jika aku percaya bahwa ada kekuatan lain selain tuhan yang bisa merubah manusia, maka aku akan menjadi syirik. Jadi untuk menjaga perasaan mereka aku bilang saja kalau aku juga percaya, namun nyatanya tidak.

Kadang ada rasa ingin marah sendiri, teriak-teriak seperti orang gila. Entah apa sebabnya saya juga gak tahu, perasaan diganggu oleh mahluk lain sering muncul jika dalam kondisi seperti itu. Namun guruku pernah berpesan bahwa orang yang rutin membaca alquran dan melaksanakan sholat insya allah tidak akan diganggu oleh mahluk halus, hanya harus yakin dan percaya bahwa semua mahluk halus itu juga sama seperti kita, ciptaan allah. Untuk itu harus saling sapa meski menggunakan bahasa yang berbeda.

Tapi karena saya manusia biasa, perasaan merasa diganggu oleh orang dengan perantara mahkuk halus pun sering muncul, terlebih tetangga sebelah yang berada di Jakarta dulu pernah mempermasalahkan tanah yang sekarang saya tempati. Karena istri saya hanya anak angkat dari yang punya tanah, sedangkan dia adalah keponakan. Orang yang punya tanah tak lain adalah pak lik dari istri saya, jadi status kami adalah sama-sama keponakan, sedangkan paklik tidak mempunyai anak. Untuk itu beliau mengangkat keponakan sebagai anaknya dengan harapan besok kalau meninggal ada yang mendoakan dan merawat musholla. Karena paklik juga seorang kyai meski kelasnya hanya kyai kampung.

Bapak kandung saya pernah mewanti-wanti jangan sampai menjadi perpecahan apalagi pertengkaran antar saudara, karena barang warisan. Kasihan mereka yang sudah meninggal yang meninggalkan warisan tersebut, tentu mereka berharap anak cucunya bisa hidup damai dan sejahtera diatas tanah yang telah mereka wariskan. Namun kenyataannya mereka malah saling bertengkar dan rebutan tanah warisan. Untuk itu saya diam saja ketika beberapa hari saudara yang datang dari Jakarta merubah batas tanah.

Bahkan sambil bersendau gurau saya bilang pada istri saya, mungkin dia tidak tahu adzab bagi orang yang suka mengambil tanah orang lain, kuburannya sempit dan akan dihimpit bumi. Sungguh mengerikan. Meski tak sampai ke akhirat, hukuman itu sudah dating sekarang, meski sebetulnya tidak ada sangkut pautnya namun ada orang yang menghubungkannya juga ke masalah tanah tersebut.

Istrinya selingkuh dengan tetangga sebelah dan sekarang minta cerai. Padahal mereka sudah mempunyai seorang anak, secara otomatis anak tersebut akan tinggal bersama neneknya, sedangkan ibu bapaknya bekerja ditempat lain karena sudah cerai, jujur aku tidak pernah mendoakan seperti itu, toh mereka juga masih saudara, mana mungkin aku tega mendoakan keluarga sendiri berpisah dengan anak/istrinya. Karena yang namanya doa buruk pasti akan kembali juga kepada kita. Maka jika mendoakan orang, doakanlah yang baik meski orang itu kita benci, begitu pesan guru saya.

Dan perasaan sering tidak konsen itu mungkin didoakan oleh orang tersebut atau mungkin karena saya sedang banyak masalah, saya tidak tahu pasti yang jelas ketika sholat empat rokaat, ada perasaan bahwa sholat saya baru 3 rokaat, ataupun kalau sudah empat rokaat ada perasaan sholat yang saya lakukan terlalu banyak. Ah entahlah aku juga gak tahu mana yang benar mana yang salah, bingung.

Senin, 31 Agustus 2020

Sebuah Sinopsis

Tak terasa sudah setahun bersama kalian. Ijinkan saya menulis novel ini sebagai kenang-kenangan. Mohon maaf jika tidak berkenan. Ini baru sebuah sinopsis.

Ketika cinta berada di batas logika



Saya baru lulus Aliyah saat bapak (imam murtasih) mengabarkan kepada saya bahwa bu herni (herni ambarwanti) melamar saya. Beliau adalah orang kaya di desaku, meski bu herni single parent, bu herni bisa membesarkan anaknya, mas huda (syaiful huda) menjadi orang sukses. Namun dari kabar teman-teman didesa seperti nadia (muslihatun nadia), mas huda adalah orang yang sombong.

Ibuku (pujiyanti) tentu bahagia mengetahui kabar ini, namun tidak denganku. Aku mencintai mas fatah. (fathurrahman) Dan dia sekarang sedang menempuh pendidikan sastra arab di cairo. Aku shock saat aku tahu bahwa sofi (syaifi Rohmatillah) juga mencintai mas fatah. Sofi adalah anak bu yati (suariyati), ibu asuhku di panti asuhan “harapan”. Meski aku bukan anak yatim piatu namun aku tinggal di panti asuhan atas permintaan bapak, kebetulan bapak kenal baik dengan bu yati. Di panti asuhan itu aku mengajar ngaji dan kenal dengan mas huda.

Sekarang meski aku sudah menyandang gelar istri pengusaha kaya, namun aku tetap melanjutkan kuliah. Cita-citaku untuk menjadi dokter akan berjalan mudah, karena sudah tidak ada beban finansial. Di kampus aku kenal dengan mas day(ahmad nurul hidayat) dia adalah seniman teater dan juga aktifis kampus. Aku senang menonton pertunjukannya, bahkan ingin sekali main teater bersamanya.

Di perumahan yang aku tinggali, aku juga mengajar ngaji di masjid dekat rumah. Baru sebulan ikut ngajar di sana, aku dapat surat cinta dari pak abdul,(sakdullah) mungkin dia belum tahu kalau aku sudah bersuami, maklum umurku baru 18 tahun, dan umurku dituakan 2 tahun agar bisa menikah. Mas huda punya teman yang kasar sekali dengan perempuan, namanya fauzi,(tol’an fauzi) dia suka menggoda istri orang. Bahkan lagu viral saat ini “bojomu semangatku”, sudah diciptakan oleh mas fauzi sepuluh tahun yang lalu. Meski sering sekali berurusan dengan polisi,karena masalah perempuan. Fauzi tidak pernah kapok. Bahkan sekarang dia berani menggodaku.

Aku punya adik laki-laki namanya farhan, (farihin) dia baru duduk di kelas 6 SD. Dan akubertahan menghadapi kehidupan bersama suamiku karena adikku itu. Bapak dan ibuku tidak pernah tahu masalah besar yang aku simpan sendiri, yang akan menjadi bom waktu dan membunuh diriku.

Mohon maaf bila ada kesamaan nama, karena memang di sengaja. Karakter dalam tokoh ini saya pelajari dari sifat kalian, seandainya novel ini menjadi best seller dan di filmkan setidaknya saya tahu, siapa yang akan dijadikan pemerannya. Semoga saja begitu thesis s2 selesai, novel ini juga selesai. Mohon doa dan saran, kritik yang sifatnya membangun agar menjadi lebih baik.

Nama yang belum disebut bisa tunjuk jari, akan saya pakai untuk konflik dalam cerita saat menulisnya nanti. Terimakasih

Minggu, 30 Agustus 2020

Bermimpi

Biasanya aku tidak pernah bermimpi jam tiga pagi. Sudah lama sih, dulu emang sering. Sekarang sudah tidak lagi. Namun akhir-akhir ini mimpi itu datang lagi. Mimpi tentang apa saja. Mimpi tentang siapa saja. Orang jawa bilang mimpi di pagi hari itu bisa menjadi nyata. Dan mimpi itu kebalikan dari kenyataan. Misalnya mimpi buruk, bisa jadi kita akan mendapat kebaikan di dunia nyata. Ataupun sebaliknya.

Contoh yang lazim, apabila kita mimpi menikah berarti kita akan mati. Mimpi digigit ular, maka kita akan menikah. Terlepas dari semua itu, beberapa artis sering mengatakan bermimpilah dan wujudkan mimpimu. Artinya di dalam mimpi kita bisa jadi siapa saja dan apa saja. Tingal kita berani mewujudkannya di dunia nyata apa tidak. Misal mimpi menjadi presiden, maka kita harus mewujudkannya dengan ikut partai politik. Mimpi jadi orang kaya, berarti kita harus mau bekerja.

Mimpi hanya akan menjadi mimpi jika kita tidak berani merealisasikannya. Akhirnya hanya bisa berandai-andai, hanya bisa berangan-angan. Meski beda penyebutan mimpi hampir sama dengan cita-cita dalam arti sesuatu yang ingin diraih. Mimpi terjadi saat kita tidur, sedangkan cita-cita terjadi saat kita bangun menghadapi realita dunia. Untuk itu beberapa motivation trainer sering berkata bermimpilah setinggi langit. Jangan fikirkan jatuhnya saat mimpi itu tidak bisa menjadi nyata. Artinya harus ada cita-cita yang tinggi yang ingin kita raih. Meski jika tidak terealisasi, jatuhnya akan terasa sakit.

Contoh diri saya sendiri, dulu ketika MTs pernah bermimpi ingin menjadi dokter, saat aliyah ingin jadi polisi, dan saat kuliah pingin jadi pengacara. Dan saya pernah merealisasikan semua mimpi itu. Setelah lulus aliyah, saya ke semarang untuk daftar di fakultas kedokteran undip. Namun tidak diterima. Begitu saya tahu kalau tidak di terima saya langsung daftar polisi. Namun sialnya seminggu sebelum tes saya kecelakaan dan tangan saya patah. Beberapa teman memberi motivasi agar supaya saya kuliah di cepu saja, mumpung ada kuliah dengan biaya murah. Saya langsung ambil fakultas hukum islam.

begitu lulus mencoba melamar kerja kesana kemari malah diterima di MTs Darul Falah Cepu sebagai guru. Keinginan untuk menjadi pengacara masih ada, lalu saya mencoba mencari beasiswa. Adanya malah beasiswa pendidikan dan di terima di Universitas Wahid Hasyim untuk program pascasarjana. Untuk meningkatkan kapabilitas saya dalam mengajar. Akhirnya sekarang mendalami profesi sebagai guru dan rajin menulis untuk mengasah skill menjadi pemimpi yang baik dan benar. Karena semua mimpi saya tidak ada yang terealisasi. Namun saya yakin dengan mimpi saya. Setidaknya biar anak-anak saya yang mewujudkan mimpi saya dan saya akan menabung agar punya banyak uang untuk mewujudkan mimpi anak-anak saya.

Sekarang harus bekerja lebih giat untuk merealisasikan mimpi itu. Bermimpi memang mudah, meski ada beberapa orang yang dimudahkan jalannya dalam merealisasikan mimpi mereka. Namun ada juga yang sulit, seperti saya. Ada tiga hal yang tidak bisa kita tiru dari orang lain. Yaitu jodoh, rizki dan juga mati. Boleh bermimpi punya jodoh yang cantik/ganteng, kaya raya namun tuhan sudah menentukan jodoh kita siapa, tinggal bagaimana kita merawatnya. Boleh meniru usaha teman dalam mencari rizki, misal jualan pulsa, properti atau pengusaha yang lain. Namun hasilnya kadang berbeda, tinggal bagaimana kita mensyukurinya. Dan yang terakhir boleh kita berobat kemana saja. Namun jika sudah saatnya kita menghadap tuhan, kita pasti akan kembali kepadaNya apapun dan bagaimanapun caranya. Semua tuhan sudah mengatur, Ibarat wayang yang digerakkan oleh dalang. Kita sebagai hamba harus berikhtiar dan berusaha, jika sakit ya harus berobat dan disanalah tuhan menulis kita sebagai orang yang mau bersabar dan bersyukur.

Jumat, 28 Agustus 2020

TANTAN DAN KHOIRI

Hai guys…!
Kali ini saya akan melanjutkan review tentang peserta BLK komunitas AL Ianah Cepu, yang mengajarkan tentang bahasa inggris. Peserta ini berasal dari Balun, namanya tantan dan khoiri. Kukira mereka bersaudara, namun nyatanya tidak. Tantan orangnya lebih pendek daripada khoiri. Tantan kulitnya putih sedangkan khoiri berkulit gelap. Mirip seperti orang India. Persahabatan mereka tentu diawali dari asal mereka yang sama-sama yaitu sama-samaberasal dari daerah balun kecamatan cepu. Meski terlihat akrab tantan sering mengelak kalau dia adalah sahabat baik khoiri, karena tantan adalah korban covid-19, dia di PHK di awal-awal masa covid-19 merebak di Indonesia pada bulan maret 2020. Tantan jarang pulang kerumah, jadi dia tidak punya teman di balun karena lebih sering merantau ke luar cepu.

Namun mereka mempunyai hobi yang sama yaitu memancing. Kukira semua orang balun suka dengan kegiatan ini karena balun dekat sekali dengan bengawan solo. Semua alat pancing dengan segala merk dan ukuran mereka punya dan percakapan mereka setiap hari tak pernah lepas dari dunia memancing. Namun ada yang tidak saya suka dari mereka, apalagi saat bercanda dan menggojlok temannya, mereka suka berlebihan, saya yang lebih sering berinteraksi dengan mereka kadang juga merasa sakit hati jika digojlok seperti itu. Meski saya peserta tertua kedua setelah Mas Rizal. Paling tidak mereka respect, namun nyatanya tidak. Secara pribadi saya bisa memaklumi sifat dan karakter mereka, karena mereka lulusan STM terkenal di kota cepu. Dan semua orang juga sudah tahu rata-rata anak STM sifatnya seperti itu.

Khoiripun sebetulnya terkesan pendiam, namun saat di kelas, apalagi mr.nafa sedang menerangkan tentang suatu hal, dia sering ngoceh sendiri sama tantan. Saya yang ingin konsentrasi dengan pelajaran jadi terganggu dengan sifatnya. Well… semua orang punya karakter dan sifat yang berbeda, apalagi asal usul mereka dari kelurahan balun yang sangat terkenal itu. Balun adalah kelurahan terbesar setelah kelurahan cepu. Tentunya penduduknya juga beragam sifat dan karakternya, namun yang paling terkenal dan lebih sering terkenal adalah jeleknya. Meski tidak semua orang balun bersikap jelek seperti itu.

Saat pertama kali saya ke semarang dan memperkenalkan diri berasal dari cepu, salah seorang narasumber langsung bertanya “balun sebelah mana?”. Padahal saya tidak cerita kalau saya berasal dari balun. Banner tentang covid-19 yang dipasang disetiap gang di kelurahan balun pun paling ekstrem tulisannya, yang paling bisa kuingat adalah “KELUAR DARI BALUN JIKA ANDA MEMBAWA VIRUS COVID-19 KARENA INI SUDAH BERHUBUNGAN DENGAN NYAWA.”

Sedangkan tantan, dia lebih sering ditinggal oleh bapaknya, maklum bapaknya pemborong di Jakarta. Dia sendiri pernah bercerita kalau ketemu bapaknya hanya dua bulan sekali. Itupun gak lama paling cuma satu-dua hari. Jadi otomatis kasih syang dari orang tuanya kurang. Saat dia sudah bekerja di luar kota dan telponan sama ibunya, hal pertama yang ditanyakan adalah soal uang.
“sudah gajian apa belum?”
“kapan ibu di transfer?”
Ibu butuh uang buat bayar sekolah adikmu atau yang lainnya. Padahal tantan sudah membelokkan percakapan agar tidak tanya soal uang. Namun ujung-ujungnya ke uang juga, apakah semua orang tua seperti itu? Sama seperti ibu saya. Namun mungkin ibu saya yang kurang beruntung. Karena setelah saya dapat kerja, saya langsung menikah, tidak berfikir untuk membahagiakan orang tua dulu dengan cara ngasih uang hasil kerja, namun malah menikah. Yang secara otomatis setiap kali ditanya uang pasti jawabannya sudah saya berikan kepada anak istri saya. Mungkin saya lebih kejam ya, maafkan saya ibu…! belum bisa membahagiakanmu sampai saat ini.

Terlepas dari itu semua, tantan dan khoiri teman yang mudah bergaul dan enak diajak ngobrol tentang masalah apapun. Mulai dari cewek, pekerjaan bahkan ketidakberesan pengelola BLK. Joke yang disampaikan sering membuat orang terpingkal-pingkal meski kadang joke itu menyakiti perasaan orang lain terutama saya sebagai peserta tertua ke dua setelah Mas Rizal. Karena joke mereka lebih terasa sepertiolok-olokan mereka terhadap saya. Bye…

Kamis, 27 Agustus 2020

LAGI MARAHAN SAMA TUHAN

Selamat pagi dunia, hari ini entah kenapa aku malas sekali bangun malam, biasanya jika alarm di hape sudah berbunyi jam 03.00 dini hari, aku langsung bangun dan melaksanakan sholat tahajud. Meski hanya dua rokaat namun kegiatan itu sudah rutin aku lakukan. Jauh sebelum aku menikah.

Jadi ceritanya gini, waktu itu aku masih kuliah di Fakultas Syariah STAI Al Muhammad Cepu untuk s1 ku. Ada dosen Alquran Hadits yang pernah nyindir kayak gini “kalau tiap malam bangun hanya untuk pipis kan eman-eman, maka lebih baik dipakai untuk Sholat Tahajud”. Dari situ aku merasa tertampar sekali untuk melaksanaan sholat tahujud, kenyataannya setiap malam aku selalu bangun untuk pipis namun enggan untuk melaksanakan sholat, padahal sebetulnya mudah saja bagiku untuk ambil wudhu lalu kembali lagi ke kamar dan sholat meski cuma dua rokaat sebelum tidur, dan aku mendapatkan pemaksaan seperti itu ketika sudah di bangku kuliah, sudah sangat terlambat sih sebetulnya, tapi mau bagaimana lagi, bukankan ibadah itu semampunya?

Kasus yang sama dulu juga pernah aku alami saat di mts dulu, guruku meyuruh untuk sholat 5 waktu. Karena saat itu sholatku belum full hanya magrib dan isya. Lalu guruku menakut-nakuti bahwa orang yang sudah baligh (dewasa) dan tidak melakasanakan sholat 5 waktu akan mendapat dosa dan masuk neraka. Mendengar kata dosa dan neraka aku sudah takut sekali, soalnya dalam fikiranku yang namanya dosa itu dipukuli malaikat di dalam kubur dengan palu besar seperti yang pernah aku baca di komik-komik murahan yang dijual bebas. Sedangkam masuk neraka itu disiksa malaikat, dipanggang di dalam api yang menyala-nyala. Akhirnya pikiran buruk semacam itu memotivasi saya untuk melaksanakan sholat lima waktu, meski kadang juga pernah bolong, seperti bangun subuh kesiangan, atau lupa karena aktivitas kerja, alhamduliiah sholat lima waktu berjalan sampai sekarang.

Hal peribadatan seperti itu aku dapat dari dunia pendidikan, bahasa mudahnya adalah sekolah, jadi sekolah itu meski beberapa orang bilang gak penting, termasuk saya salah satunya, karena menuntut ilmu yang penting, bukan sekolahnya. Tapi di dunia ini kita bisa belajar dimana lagi kalau bukan di sekolah. Akhirnya sekolah, menuntu ilmu, belajar atau apapun istilahnya (tergantung kepada kalian), bisa meningkatkan iman dan taqwa kita kepada Tuhan YME.

Istilah tidak melaksanakan perintah tuhan aku sebut sedang marahan sama tuhan, mungkin karena ada yang diinginkan namun tidak terlaksana, jadinya setiap kali ibadah malas. Padahal sebetulnya tuhan tidak butuh sholat kita, tapi kita yang butuh, karena itu adalah ungkapan rasa syukur kita kepada tuhan atas segala nikmat yang telah di berikan, meski keinginan kita (yang cenderung di kuasai oleh hawa nafsu) sering tidak terlaksana namun bukan berarti Tuhan benci sama kita, buktinya kita masih diijinkan untuk menghirup nafas di dunia ini dan tinggal diatas bumiNya. Seandainya tuhan sudah marah mungkin kita tidak diijinkan untuk melaksanakan itu semua. Untuk itu perlu bersukur kepada Tuhan. Lagi marahan pada tuhan hanya sekedar istilah pribadi saja. Semoga bukan jadi istilah umum, yang intinya lagi males ibadah, gitu aja! Orang malas kan banyak sebabnya jadi gak usah tanya kenapa.

Ya udah itu aja dulu, selamat pagi dunia, selamat beraktifitas. Semoga besok masih bisa bercerita lagi disini. See you…!

Minggu, 23 Agustus 2020

Mas Rizal

Awalnya kukira dia adalah pegawai BLK (workshop community) yang menyelenggarakan pelatihan bahasa inggris bagi kami, para pengangguran. Tapi ternyata dia adalah peserta, sama seperti kami. Orangnya tinggi dan agak gemuk, kulitnya bersih dan penampilannya rapi. Aku yakin kehidupan ekonominya bagus. Namun seiring berjalannya waktu, aku baru paham bahwa dia mempunyai masalah yang cukup serius. Tak perlulah kalian tahu masalahnya. Jika ingin tahu bisa hubungi saya untuk mendapatkan kontaknya. Yang jelas dia jomblo dan sedang mencari pasangan untuk diajak hidup berumah tangga.

Bahasa inggrisnya bagus, maklum dia pernah bekerja sebagai resepsionis hotel di Jakarta dan Jogjakarta. Orangnya sopan, namun beberapa komentar dari teman-teman dia cenderung menyendiri, nyaris tanpa teman kecuali saya. Bahkan banyak yang bilang kalau dia akrabnya hanya dengan saya. Mas rizal, begitu kami memanggilnya. Dari penampilannya dia terlihat sangat agamis, dari percakapan kami saya tahu bahwa dia adalah salah satu aktifis Pemuda Muhammadiyah di kota Cepu. Dia alumni SMAN 1 Cepu tahun 1997.

Saat ke Taman Wisata Geni Langit untuk closing ceremony pelatihan bahasa inggris dia akrab sekali dengan Dita, cewek paling seksi di kelas kami. Namun saya kasihan melihatnya, karena kemana-mana Dita minta ditemani. Dia jadi seperti bodyguard daripada teman. Terakhir kali kami bertemu Dita adalah saat naik kapal boat. Yang biasanya satu kali putaran, dita minta dua kali putaran. Ongkosnya yang semula 60 ribu menjadi 100 ribu. Untung saya bawa uang, kalau tidak bagaimana jadinya? Setelah itu kami terpisah. Dita memilih naik kuda dan memutari telaga, sedangkan kami jalan kaki. Rencana awal mau mengikuti Dita, namun karena kudanya terlalu cepat, kami memutuskan untuk berhenti saja di tengah jalan dan mencari warung makan untuk mengisi perut. Dan akhirnya kami menemukan makanan khas disana, sate kelinci. Ada yang bilang sate kelinci bisa untuk menambah stamina, bahkan ada yang bilang setelah makan sate kelinci akan kuat main sex beberapa kali, karena kelinci binatang yang lincah.

Namun kami makan bukan untuk itu. Kami makan karena kami lapar. Dan ingin ganti menu yang tidak biasa seperti yang kami jumpai di rumah setiap hari. Saat berangkat ke Taman Wisata Geni Langit kami tidak mendapat uang saku. Uang yang kami terima beberapa hari sebelumnya adalah uang bensin untuk perjalanan pulang dan pergi ke BLK. Tak perlu saya sebutkan berapa, yang jelas lebih dari cukup untuk transport selama satu bulan.

Persepsi kami, akan dapat lagi saat berangkat study tour. Namun dugaan kami meleset, atau kami yang gagal faham dengan ucapan pengelola BLK. Yang jelas acara pelatihan sudah selesai, dan baru sehari berpisah sudah banyak yang menulis di WA grup “…kangen…”. Padahal kalau mau, kita bisa saling berkunjumg untuk mengobati rasa kangen itu. Atau video call via WA . namun sayangnya cuma bisa menampung 8 orang.

Beberapa hari ini saya dengar dari pengelola BLK bahwa dia sudah tidak sanggup untuk melanjutkan tugasnya, makanya dia meminta 2-3 orang dari kami angkatan ke dua untuk menggantikan posisinya. Tentunya gaji lumayan banyak. Dan atas rekomendasi dari teman teman sepertinya yang ditunjuk adalah mas Rizal dan Dita. Well… mereka adalah pasangan yang sangat kompak, bahkan sangat mesra. Saya tak tahu ada hubungan apa diantara mereka. Semoga saja Mas Rizal segera menemukan pasangan hidupnya yang lebih baik. amiin

Bani Musthofa Studio's

Terimakasih Mr. Khoirun Nafa

Pelatihan Bahasa Inggris yang saya ikuti akhirnya selesai juga. Target satu bulan pelatihan yang saya ikuti mulai 1 juli 2020 molor menjadi dua bulan. Pelatihan yang dibiayai oleh Kementerian Tenaga Kerja Republik Indonesia (KEMNAKER RI) dikelola oleh Balai Latihan Kerja Komunitas Al Ianah yang berada di Jl. Diponegoro lr.8 Kecamatan Cepu. Pelatihan ini diberikan secara cuma-cuma untuk warga Indonesia yang masih menganggur, khususnya bagi mereka yang ter-PHK karena covid-19. Duka mengikuti pelatihan bahasa inggris sangat banyak, diantaranya harus menghapalkan vocabulary (kosakata) agar pinter ngomong inggris, belum nanti grammar (tata bahasanya). Sukanya saya bertemu dengan teman-teman baru, dan tutor yang berkualitas. Namanya Khoirun Nafa, asli Rembang. Pernah belajar bahasa inggris di kampung inggris Kediri. Sebuah kampung yang sangat fenomenal, yang terletak di Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri Jawa Timur. Kenapa dikatakan istimewa? karena seluruh warga kampung tersebut bahasa percakapan yang dipakai sehari-hari adalah bahasa inggris. Meski ada beberapa yang memakai bahasa Indonesia atau jawa. Saya sendiri secara pribadi ingin kursus disana, agar bisa cepat ngomong inggris.

Orang jawa berkata, iso mergo bioso, bisa karena biasa. Lingkungan yang sering melafalkan bahasa inggris secara tidak langsung akan merespon kita untuk bisa ngomong bahasa inggris, karena hampir tiap hari kita mendengar kosakata bahasa inggris yang diucapkan oleh warga. Mr. Nafa, begitu kami memanggilnya, Usianya baru 23 tahun. Lima belas tahun lebih muda dari saya. Namun bahasa inggrisnya sangat bagus. Pernah ngajar di berbagai tempat, salah satunya di sekolah rakyat yang ada di Desa Getas, Kecamatan Cepu. Namun perjalanan cintanya tak semulus bahasa inggrisnya, putus-nyambung putus nyambung, setidaknya itu yang pernah diceritakan kepada kami para peserta pelatihan bahasa inggris. Namun bagi saya itu hal yang sangat biasa, mengingat mereka masih sangat muda dan pemikiran mereka masih sangat labil.

Pelajaran berharga yang bisa saya petik dari Mr. Nafa adalah jangan pernah malu untuk ngomong bahasa inggris, bahkan dia pernah melihatkan kepada kami sebuah video yang berisi tentang orang amerika yang memberitahukan bahwa jika kamu stuck di grammar, sehingga tidak bisa bahkan bingung mau memakai tensis yang mana, just say English. Bicaralah bahasa inggris semampumu. Kami orang amerika yang menggunakan bahasa inggris pasti akan faham. Meski grammar kalian salah, jadi bakar saja buku kamu tentang grammar. Just speak up loudly, with English!

Tapi bagi saya pribadi itu sangat tidak masuk akal, bagaimanapun yang namanya tatabahasa dalam berucap baik itu menggunakan bahasa inggris atau bahasa arab sangat diperlukan. Meskipun bahasa inggris adalah bahasa yang mudah dan tidak berjenis kelamin seperti bahasa arab, namun perkembangan bahasa inggris sangat pesat, oleh karena itu bahasa inggris ditetapkan sebagai bahasa dunia nomor satu.

Hal yang tidak saya suka dari Mr. Nafa tentunya ada, terutama saat dia berucap “don’t speak animal” ketika kami menggunakan bahasa Indonesia, artinya jangan berbicara bahasa binatang. Bagaimana mungkin saya orang asli Indonesia mengatakan bahwa bahasa Indonesia adalah bahasa binatang? Sangat keterlaluan, meski maksudnya adalah jangan ramai saat pelajaran atau gunakan bahasa inggris saat berucap meskipun salah. Namun saya sangat tersinggung sekali saat dia berkata “don’t speak animal.” Mungkin dia perlu dapat pelajaran pendidikan kewarganegaraan, untuk cinta Indonesia termasuk bahasanya.

Terlepas dari semua itu, bahasa inggris sangat menyenangkan, dan Alhamdulillah pelatihannya sudah selesai, pagi hari sebelum saya berangkat ke taman wisata geni langit untuk closing ceremony saya mendapat email dari kemnaker, bahwa saya lulus pelatihan bahasa inggris, dan semoga saya bisa menggunakan bahasa inggris saat bertemu dengan orang asing. Terimakasih Mr. Khoirun Nafa

Sabtu, 22 Agustus 2020

Merdeka...!

17 Agustus adalah hari kemerdekaan Indonesia. Namun pada tahun 2020 ini upacara yang seharusnya kita laksanakan dengan meriah harus kita laksanakan dengan cara yang singkat, karena ada pandemic covid-19. Singkat bukan berarti tidak khidmat. Pemerintah melalui jejaring sosial dan beberapa kanal stasiun berita baik negeri ataupun swasta meminta kepada seluruh warga Negara Indonesia untuk melakukan upacara dengan singkat, dari pukul 10.17 WIB. Warga diminta untuk mengambil sikap sempurna dan mengheningkan cipta selama tiga menit. Berdoa untuk mendoakan para pahlawan yang telah gugur menurut agama dan kepercayaannya masing-masing.

Melihat peristiwa ini saya jadi teringat dengan ceramah Habib Lutfi Pekalongan beberapa tahun yang lalu. Beliau bercerita bahwa ketika kecil beliau diajak oleh orang tua, guru dan kerabatnya ke suatu tempat. Ketika sudah masuk jam sepuluh, orangtuanya meminta untuk menepikan mobil yang mereka tumpangi. Setelah semua orang yang berada di dalam mobil turun, salah seorang kerabatnya menggelar tikar dan mereka duduk bersila diatasnya. Lalu salah satu dari mereka berkata, mari kita mulai. Setelah itu sang guru berwasilah kepada Nabi Muhammad SAW dan mendoakan para pejuang Indonesia. Habib Lutfi yang masih kecil kaget, ada apa ini?

Sang ayah yang tahu ada pertanyaan di wajah putranya segera menjelaskan bahwa sekarang adalah tanggal 17 Agustus. Kita tidak bisa berjuang seperti para pahlawan yang telah gugur, bahkan mereka mempertahankan kemerdekaan itu agar supaya anak cucunya tidak hidup dalam penjajahan. Kenapa hanya berdoa saja, membaca surat al fatihah minimal, kita merasa sulit atau bahkan enggan. Dari situ Habib Lutfi kecil faham bahwa semua orang, tanpa memandang suku, agama, dan juga ras, selama mereka hidup di bumi Indonesia, makan dan minum diatas bumi Indonesia, bernafas dengan udara yang ada di Indonesia, maka mereka wajib mendoakan para leluhur terutama para pahlawan kemerdekaan. Toh itu hanya dilakukan sekali dalam satu tahun yaitu saat perayaan kemerdekaan tanggal 17 Agustus.

Sekarang Habib Lutfi menjadi dewan penasehat presiden Joko Widodo untuk periode 2019-2014. Dan beliau menerapakan apa yang telah diajarkan oleh guru dan juga orangtuanya. Beliau satu-satunya dewan penasehat yang mempunya latar belakang habib (keturunan Nabi SAW) dan juga ulama (tokoh panutan warga NU).

Dirgahayu Republik Indonesia ke 75. Sekali merdeka tetap merdeka.

Minggu, 16 Agustus 2020

HARI PRAMUKA TAHUN 2020

Tanggal 14 agustus adalah hari pramuka di Indonesia, dimana semua pramuka, mulai dari kakak-kakak Pembina sampai adik-adik golongan siaga, penggalang, penegak dan pandega mengadakan upacara untuk memperingati hari pramuka. Namun tahun ini adalah tahun yang berbeda, wabah covid-19 yang semakin parah menjalar kemana-mana, membuat upacara tidak bisa dilaksanakan. Akhirnya hanya kakak-kakak Pembina saja beserta jajaran di masing-masing kwarran yang melaksanakan pramuka. Seperti yang ada di Cepu, pelaksanaan upacara hari pramuka tidak melibatkan peserta didik dari tingkat SD, SMP dan SMA. Hanya para Pembina di tiap-tiap sekolah yang mengadakan upacara. Dalam upacara yang dilakukan adalah mengucapkan ulang janji pramuka yang disebut dengan tri satya Tri satya, demi kehormatanku aku berjanji, akan bersunguh-sungguh melaksanakan kewajibanku terhadap Tuhan yang maha esa, Negara Kesatuan Republik Indonesia, Dan mengamalkan pancasila. Menolong sesama hidup dan ikut serta membangun masyarakat, Menepati dasadharma. Janji ini di ucapkan saat kita melaksanakan upacara, setiap upacara yang sifatnya resmi pasti ada pengulangan janji seperti itu, misalnya saat kenaikan tingkat dari penggalang ramu ke penggalang rakit, atau penegak bantara ke penegak laksana. Cara pengucapannya dengan melakukan hormat atau menempelkan ujung hasduk di dada sebelah kiri. Sampil mengikuti apa yang di ucapkan oleh inspektur upacara. Meski pandemic covid-19 masih berlangsung semoga jiwa-jiwa pramuka yang ada dalam diri kita tidak luntur termasuk di dalamnya semangat patriotisme untuk terus menegakkan pancasila sebagai dasar Negara, jangan sampai dasar Negara dirubah dengan ideologi lain, misal dengan khilafah atau syariat islam, meski kita tahu mayoritas penduduk Indonesia beragama islam, namun indonesia bukan Negara islam. Jadi mari kita jaga Indonesia dengan terus menjalin silaturahmi dengan sesama anak bangsa yang berbeda suku agama ras dan kebudayaan. Selamat hari pramuka, jayalah Indonesia, jayalah pramuka. Salam pramuka…!

Jumat, 14 Agustus 2020

PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN DIMASA PANDEMI COVID-19

Pandemi covid-19 menjadi momok sejumlah sekolah untuk memasukkan murid-muridnya. Pasalnya pemerintah melarang untuk mengadakan kegiatan yang sifatnya berkerumun/bergerombol, kegiatan sekolah (belajar mengajar) pun dilarang. Akhirnya muncul pembelajaran daring (dalam jaringan) yaitu kegiatan belajar mengajar jarak jauh, bisa melalui WA (WhatsApp), Zoom, atau Google Meet. Para guru memberikan materi/tugas melalui aplikasi tersebut dan siswa mengerjakan dirumah. Hal ini menimbulkan masalah baru, dimana tidak semua siswa, atau lebih tepatnya orang tua siswa memiliki handphone (hape) yang mendukung aplikasi tersebut. Akhirnya mau tidak mau orang tua siswa harus membelikan hape baru, agar tidak tertinggal pelajaran. Hape baru harganya lumayan mahal. Padahal uang untuk membeli hape baru itu bisa digunakan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Lagi pula di masa pandemi covid-19 seperti ini banyak orang tua yang tidak memiliki pekerjaan karena pengurangan karyawan, atau sepinya job (misal orang tuanya pedagang atau penyedia jasa seperti ojek dan lainnya). Mempunyai hape baru pun belum tentu menyelesaikan masalah, karena hape tidak akan berfungsi jika tidak ada pulsa/kuota paket data yang digunakan untuk browsing internet di hape. Otomatis kebutuhan pulsa pun juga meningkat. Apalagi jika siswa terlalu sering browsing, paket data akan cepat habis. Masalah timbul lagi saat siswa dengan alasan mengerjakan tugas namun nyatanya menggunakan hape untuk main game online. Mereka seakan tidak tahu dan tidak peduli dengan keadaan ekonomi orang tua mereka yang semakin lemah. Akhirnya banyak siswa yang kecanduan game online, pekerjaan sekolah tidak selesai, dan orang tua menjerit karena ekonomi semakin lemah. Namun akhir-akhir ada beberapa sekolah yang memaksakan diri untuk memasukkan muridnya, ternyata efek pandemi covid-19 tidak hanya menimpa para siswa dan orang tuanya. Para guru pun kesulitan dalam memantau perkembangan anak didiknya. Ketika guru memberikan tugas, bisa jadi yang mengerjakan adalah orang lain, bisa orang tua, kakak, atau teman. Banyak siswa ketika sebelum masa pandemic covid-19 berlangsung mempunya nilai yang buruk. Namun semenjak pembelajaran online, nilai mereka sangat bagus. Tentu ini bukan dampak positif dari masa pandemi covid-19, namun penyalahgunaan pembelajaran bahkan penipuan. Dengan masuknya siswa sekolah, meski dibatasi hanya beberapa kelas atau beberapa guru yang ngantor, cukup efektif daripada pembelajaran jarak jauh. Tentunya dengan mengikuti protocol kesehatan yang telah di tetapkan oleh pemerintah. Seperti tidak bersalaman, memakai masker, selalu cuci tangan, dan jaga jarak minimal 1 meter. Mari kita berdoa semoga pandemi covid-19 ini segera berakhir dan kita bisa melakukan kegiatan sehari-hari secara wajar seperti biasanya, termasuk kegiatan belajar mengajar (sekolah)