Pabrik peleburan nikel di pulau obi.

PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) saat ini punya potensi pertumbuhan bisnis yang kuat, tapi juga menghadapi beberapa tantangan. Di satu sisi, pabrik peleburan nikel baru di Pulau Obi, Maluku Utara, mulai beroperasi awal 2025 dan sudah mencapai kapasitas penuh pada akhir Maret, jadi ini jadi penggerak utama kenaikan kinerja perusahaan. Tahun ini, laba perusahaan diperkirakan naik 9,8% menjadi 7 triliun rupiah, terutama karena fasilitas baru yang lebih efisien dan peningkatan produksi yang signifikan. Walaupun harga nikel internasional sedang rendah, NCKL bisa menjaga profitabilitasnya tetap stabil berkat ekspansi kapasitas produksi. Di sisi lain, perusahaan masih menghadapi kritik soal ESG, terutama terkait laporan pencemaran lingkungan di Pulau Obi. Meski laporan itu belum terbukti, manajemen perusahaan tengah dorong sertifikasi IRMA sebagai tanda mereka serius dalam transparansi pengelolaan lingkungan. Secara keseluruhan, meski target harga diturunkan dari 1.480 menjadi 870 rupiah, rekomendasi tetap “beli,” yang artinya analis masih yakin dengan prospek jangka panjang perusahaan.

Ekspansi kapasitas dan stabilitas profit NCKL menunjukkan posisi strategis Indonesia di rantai pasok nikel global makin kuat. Dengan naiknya permintaan nikel dari industri energi baru dan kendaraan listrik dunia, Indonesia sebagai salah satu pemilik cadangan nikel terbesar dunia, semakin memperkuat posisinya lewat pengembangan kapasitas peleburan dan hilir. Namun, tantangan soal lingkungan yang muncul seiring ekspansi ini juga menunjukkan kelemahan tata kelola ESG di sektor tambang Indonesia. Kalau hal ini tidak ditangani dengan baik, bisa berdampak negatif pada citra industri tambang Indonesia dan kepercayaan modal internasional. Jadi, dorongan NCKL untuk dapat sertifikasi IRMA bukan cuma langkah internal perusahaan, tapi juga bisa jadi standar baru praktik ESG di sektor tambang Indonesia, membantu tingkatkan keberlanjutan industri secara keseluruhan.