Senin, 11 Mei 2009

25 November 2005

love lift us where we belong
far from the world we know
up where the clear winds blow

assalamu alaikum wr.wb
gimana kabar hari ini? Semoga dalam keadaan happy. Tau gak? Saat kamu berterus terang, aku benar-benar bingung. Salahkah keputusan yang kuambil? Kenapa bisa terjadi? Kenapa saat awal dulu, aku selalu bertanya, apa kau tak takut di bohongi jika hubungan di jalin lewat sms, aku juga berkata: aku takut. Tapi kamu selalu meyakinkan aku. Bahwa kalau kita sudah komit, maka tak ada kebohongan. Akupun percaya kamu. Mungkin jika aku tak membuka hatiku dan menjawab pertanyaanmu malam itu, apakah kamu akan terus membohongi aku? Berbagai pertanyaan muncul di kepalaku, aku benar-benar bingung...kenapa tak kau katakan sejak awal? Sulit rasanya percaya pada seseorang yang sekali telah berbohong. Apalagi sebuah nama. Semalam aku coba merenung, aku telah mencoba memaafkan kamu. Allah saja bisa memaafkan kenapa aku tidak? Akhirnya aku memaafkanmu, pagi itu...
kamu buat aku bingung lagi dengan berkata: sms ini mungkin yang terakhir, aku tak akan mengganggumu lagi. Ditambah syair sheila on 7 yang kamu tulis. Apa kita akan putus??? hubungan yang baru beberapa jam itu...aku bingung...apa mau kamu? Aku sms kamu dengan berharap sms tadi bukan yang terakhir. Dan jika kita putus aku akan menganggapmu sebagai kakak. Aku tak ingin jika kamu mengulangi kasalahan yang sama dengan mengalihkan ke rokok, karena aku paling tidak senang dengan itu. Maka aku katakan: aku sayang kamu, apalagi kamu bilang kamu tak tau akan melangkah dan tiba-tiba berdiri di jembatan. (aku tak tahu seberapa tinggi?) dan kamu juga bilang jatuh dari motor karena melamun tetapi alasan kamu adalah kamu seorang seniman. (tak masuk akal) awalnya aku ingin anggap kamu sebagai kakak, lagi-lagi kamu bilang kamu tak mau anggapan kakak dariku. Itu buat aku bingung lagi,
memang benar aku tak mau dianggap gadis yang putuskan sesuatu dengan seenaknya, belum apa-apa aku sudah minta putus. Sekarang bagaimana dengan beda usia? Memang itu bukan suatu hal yang dasar, tapi bagaimana dengan pola pikir kita yang berbeda. Kamu yang dewasa berpikir jauh ke depan, berpikir jauh, sedang aku anak manja, yang masih berfikir untuk bersenang-senang, belum berfikir ke arah yang terlalu jauh, yang hanya ingin melewati hidup, dengan happy sesuai arusnya, mengikuti arah angin yang membawa, untuk jarak yang jauh aku tidak fikirkan, karena memang aku tidak terlalu suka dengan dua anak manusia yang setiap saat berjalan berdua, bergandengan tangan, berduaan, karena menurutku itu bukan suatu hal yang harus di pamerkan.
Temen-temenku biasa menyebut “dunia milik kita berdua, yang lain ngontrak” aku tidak terlalu setuju dengan pendapat itu. Karena kita hidup di lingkungan yang bertetangga, maka jika satu pasang mata saja melihat ke dua anak manusia itu, bisa menggemparkan sebuah kampung. Mungkin cara berfikirku lain dengan temen-temenku yang menganggap mudahnya cinta berganti.
Kalau kamu memang mau ke salatiga, aku belum bisa ajak kamu ke rumah, karena aku anak gadis yang terakhir, maka ortu agak lebih ketat menjagaku. Mungkin jika kamu datang ke rumahku, kamu akan diinterogasi dengan beribu-ribu pertanyaan, akupun juga.
Mungkin ini akan menjadi suatu keadaan yang berbeda bagi kita, kamu yang pernah jalan dengan wanita-wanita dewasa seusia kamu, dan aku yang pernah sekali jalan dengan cowok seusiaku. Sekarang antara kamu yang dewasa dan aku yang manja.
Aku harap kamu datang ke salatiga saat hari libur, karena aku kan masih sekolah, gak lucu kan aku mbolos hanya untuk sesuatu yang dianggap orang tua hal yang mengganggu pelajaran. Inginnya besok minggu tanggal 27, tapi surat ini pasti belum nyampai, kalau tanggal 4 aku gak bisa, soalnya mau latihan senam ma teman-teman (tugas dari guru olahraga) gimana kalau tanggal 11 minggu? Kamu bener-bener gak ada sedikitpun gambaran tentang salatiga? Kalau aku ya gak berani jemput di solo apalagi di terminal.
Kalau dari terminal solo kamu naik bus jurusan semarang-solo, mungkin kurang lebih Rp.8.000,- sampai salatiga, kalau di tanya turunnya, turun salatiga, jangan semarang (kelewatan)
Setelah sampai di salatiga, terminalnya tingkir, jangan turun dulu, nanti kamu melewati ABC, pasar sapi, pasar jetis, kemiri (kauman), terminal lama, terus saja nanti turun di rawa permai (pemandian) di sana kita ketemu, kamu dari cepu pagi ya...moga gak kesasar.
Kalau kamu mau nelpon aku, malem aja ya...jam 10 ke atas, walau ngangkatnya sambil ngantuk tapi lebih baik daripada ditanya-tanya ortu, atau siang setelah pulang sekolah, jam setengah dua. Sorry...saat kamu nelpon, aku lagi nulis surat, dan kalau aku jawab telpon kamu nanti di tanya-tanya mami. Sorry ya...
Eh sadar gak kamu? tulisanku terlalu banyak dan makin lama makin tak berbentuk, habis besok ulangan, tapi aku belum belajar, malah nulis surat. Udah dulu ya...
Wassalamu alaikum wr.wb
NB : Aku gak mau di bilang matre kalau menerima pemberian kamu, apalagi yang kerjakan kamu. Sorry aku gak bisa tepati janji untuk tidak menulis yang aneh-aneh. Abis itu isi hatiku.
Jl. Pundung Sari RT 01 / RW XI
Bancaan Sidorejo Lor
Salatiga Jateng
(Bapak Muchlis)
Foto kamu mana? Kalau kirim surat tetep ke sekolah ya...
faradiba