Sedari dulu, Raja Ampat memang menawan, memikat hati siapa saja yang ingin melihat keindahan butiran surga di muka bumi. Gugusan pulau-pulau eksotis, hamparan terumbu karang dan aneka ragam biota laut serta tradisi dan budaya lokal yang dilestarikan menjadikan kawasan ini sebagai tujuan konservasi dan ekowisata dunia.
Karena kekayaan alam tersebut, Raja Ampat ditetapkan sebagai Global Geopark oleh UNESCO. Namun, kekayaan alam yang memanjakan mata dan menyejukkan hati tersebut sedang terancam. Rupanya Raja Ancam juga ‘menawan’ pihak-pihak untuk mengeruk kekayaan pulaunya dengan dijadikan tambang nikel. Ada sekitar 5 perusahaan yang punya tambang nikel di beberapa pulau kecil di Raja Ampat.
Masyarakat sipil langsung bereaksi. Protes publik menggema serukan #SaveRajaAmpat. Menyelamatkan Raja Ampat dari penambangan nikel adalah tanggung jawab peradaban agar kita terhindar dari kerusakan. Bukan kah Tuhan telah berikan kekayaan yang berkelanjutan di atas permukaan bumi ini? Kenapa masih mengeruk-ngeruk kekayaan hingga ‘membongkar’ bumi?
Jika pulau-pulau kecil terus-menerus ditambang, mungkin dalam beberapa dekade ke depan, kita hanya bisa melihat keindahan itu dalam proyeksi gambar yang di-generated oleh AI. Khususnya untuk eksploitasi tambang di Raja Ampat, utamakan menghindari dampak kerusakan ekologis, tatanan ekonomi dan persatuan bangsa sebelum mengeksploitasi keuntungan sesaat. Mari berlakukan kaidah Usul Fikih, “Dar’ul mafaasid muqaddam ala jalbil mashalih”, tahtakan kelestarian yang panjang maslahat bukan kepentingan sesaat sebagai raja di Raja Ampat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar