Trump mengumumkan bahwa Israel dan Iran telah mencapai kesepakatan gencatan senjata yang "lengkap dan menyeluruh," menjadi titik balik penting dalam situasi Timur Tengah. Meskipun kesepakatan ini belum dikonfirmasi resmi oleh pihak Israel, Iran sudah menyatakan setuju, menunjukkan bahwa jalur diplomasi masih efektif di tengah ketegangan yang berlangsung. Trump memfasilitasi kesepakatan lewat telepon langsung dengan Perdana Menteri Israel Netanyahu, yang menunjukkan bahwa dia masih memiliki pengaruh besar dalam urusan Timur Tengah. Perlu dicatat, gencatan senjata ini tidak langsung berlaku, tapi dijalankan secara bertahap, memberi ruang bagi kedua pihak untuk "menyelesaikan tugasnya." Hal ini mencerminkan pertimbangan realistis dalam kesepakatan dan juga menunjukkan bahwa situasi masih penuh ketidakpastian. Dalam pernyataan publiknya, Trump menggunakan istilah "perang 12 hari," yang selain sebagai pembungkus politik untuk skala konflik, juga menunjukkan upaya untuk membangun pencapaian diplomatik pribadinya.
Berita gencatan senjata ini punya dampak nyata dalam jangka pendek ke pasar global, terutama sektor energi dan pertahanan. Pertama, meredanya ketegangan di Timur Tengah membantu menstabilkan harga minyak, mengurangi kekhawatiran investor soal gangguan pasokan minyak, sehingga harga minyak internasional diperkirakan akan turun dalam waktu dekat. Kedua, turunnya ketegangan geopolitik akan meningkatkan selera risiko pasar, menguntungkan saham, terutama di pasar negara berkembang. Namun, karena gencatan senjata belum sepenuhnya diterapkan dan Israel belum memberikan pernyataan jelas, pasar masih akan bersikap hati2. Aset safe haven seperti emas mungkin akan bergerak volatil di level tinggi. Secara keseluruhan, jika gencatan senjata berjalan lancar, ini akan memberi dorongan positif bagi pasar keuangan global, tapi pelaksanaan kesepakatan tetap perlu dipantau dengan cermat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar