Selasa, 29 Desember 2009

D'MASSIVE


Kau membuat...ku berantakan...
Kau membuat.. ku tak karuan
Kau membuat.. ku tak berdaya...

Semua pasti mengenal lagu itu, lagu yang di nyanyikan oleh anak-anak muda keatif yang tergabung dalam grub band d’massive. Beberapa waktu yang lalu sempat beredar kabar bahwa lagu the massive adalah jiplakan dari band-band luar negeri. The muse dan yang lainnya.
Tapi apakah benar mereka menjiplak mentah-mentah aransemen musik grup papan atas dunia? Kenapa baru diketahui sekarang? Kenapa tidak sejak awal-awal lagu cinta ini membunuhku populer dan menjadi hits (karena merupakan single merka yang pertama)
Dalam beberapa kesempatan seorang redaktur koran di jawa tengah yang memberikan pelatihan menulis cerpen, pernah memberi nasehat kepada kami para penulis pemula. Agar selalu meniru karya-karya orang ternama. Seperti Pramudya ananta toer( blora ) triyanto triwikromo (semarang) ahmad tohari ( tegal ) mustofa bisri (rembang). Ingat! Meniru, bukan menjiplak (plagiat) meniru dengan plagiat cume beda tipis, setipis kulit ari yang melindungi sebuah telur. Setelah kita bisa meniru alur cerita, setting, gaya bahasa, dan semua yang pantas kita tiru, suatu saat kita akan menemukan ciri khas dari diri kita sendiri. Dan ketika kita meniru itu disebut dengan proses belajar. Bagi para penulis dia akan membaca semua karya yang di tulis oleh tokoh idolanya ( yang di itru) bagi para pelukis mungkin akan mendatangi galeri tempat pelukis idolanya. Atau dimanapun dia mengadakan pameran. Bagi para musisi mereka akan sering mendengarkan musik dari grup band atau penyanyi idolanya. Tentunya untuk ditiru, mungkin dari cengkok suara, genjrengan gitar, betotan bass, atau mungkin gebukan drum.atau bahkan tema yang di usung, yang ada pada lirik lagu, mungkin tentang aksi sosial, patah hati, kebahagiaan.
Dan segala sesuatu yang ada pada diri grup band atau penyanyi tersebut.
Semua pasti tahu tentang slank, grup bang yang bermarkas di gang potlot jakarta ini mengusung musik reggea, dengan bob marley sebagai tokoh idolanya, dan sedikit banya warna musik slank terpengaruh oleh bob marley. Atau rhoma irama yang berjuluk raja dangdut. Kalau kita perhatikan dengan seksama musiknya mirip musik india. Karena yang dijadikan patokan atau kiblat dari musik dangdut adalah musik india. Kalau kita menarik benang merah ada kesamaan antara musik dangdut dan musik india.
Begitu juga yang dilakukan oleh d’massive. Mereka mendengarkan musik grup band favoritnya dan terpengaruh. Tapi apakah semua meniru? Tidak! Mulai dari lirik lagu yang penuh dengan nuansa cinta( bukan terjemahan dari grup band atau penyanyi yang ditiru. Intro musik bahkan ada yang di tambahi dan dikurangi, disesuaikan dengan selera anak muda indonesia.
Saya bukan penggemar d’massive dan fanatik terhadap mereka. Saya hanya seorang penikmat musik yang ingin bersikap objektif ketika mendengar ada anak muda indonesia yang melakukan plagiat. Mereka sedang belajar membuat musik yang bagus dan enak didengar telinga indonesia. Apakah kita sudah sedemikian parah sakitnya sampai-sampai kita harus menjiplak karya orang lain. Saya menghargai karya anak-anak muda yang sangat kreatif, jangan sampai isu plagiat ini mematikan kreatifitas anak-anak muda indonesia teruslah berkarya.
Kalau boleh jujur grup band ternama dan terkenal di indonessia mempunyai grub band atau penyanyi idola sendiri-sendiri, yang mempengaruhi musik mereka.
Tidak hanya musisi, para penulis sekaliber lan fang, habiburrahman el shirazy juga punya tokoh idola yang ditiru.

Tidak ada komentar: