Minggu, 23 Agustus 2020

Mas Rizal

Awalnya kukira dia adalah pegawai BLK (workshop community) yang menyelenggarakan pelatihan bahasa inggris bagi kami, para pengangguran. Tapi ternyata dia adalah peserta, sama seperti kami. Orangnya tinggi dan agak gemuk, kulitnya bersih dan penampilannya rapi. Aku yakin kehidupan ekonominya bagus. Namun seiring berjalannya waktu, aku baru paham bahwa dia mempunyai masalah yang cukup serius. Tak perlulah kalian tahu masalahnya. Jika ingin tahu bisa hubungi saya untuk mendapatkan kontaknya. Yang jelas dia jomblo dan sedang mencari pasangan untuk diajak hidup berumah tangga.

Bahasa inggrisnya bagus, maklum dia pernah bekerja sebagai resepsionis hotel di Jakarta dan Jogjakarta. Orangnya sopan, namun beberapa komentar dari teman-teman dia cenderung menyendiri, nyaris tanpa teman kecuali saya. Bahkan banyak yang bilang kalau dia akrabnya hanya dengan saya. Mas rizal, begitu kami memanggilnya. Dari penampilannya dia terlihat sangat agamis, dari percakapan kami saya tahu bahwa dia adalah salah satu aktifis Pemuda Muhammadiyah di kota Cepu. Dia alumni SMAN 1 Cepu tahun 1997.

Saat ke Taman Wisata Geni Langit untuk closing ceremony pelatihan bahasa inggris dia akrab sekali dengan Dita, cewek paling seksi di kelas kami. Namun saya kasihan melihatnya, karena kemana-mana Dita minta ditemani. Dia jadi seperti bodyguard daripada teman. Terakhir kali kami bertemu Dita adalah saat naik kapal boat. Yang biasanya satu kali putaran, dita minta dua kali putaran. Ongkosnya yang semula 60 ribu menjadi 100 ribu. Untung saya bawa uang, kalau tidak bagaimana jadinya? Setelah itu kami terpisah. Dita memilih naik kuda dan memutari telaga, sedangkan kami jalan kaki. Rencana awal mau mengikuti Dita, namun karena kudanya terlalu cepat, kami memutuskan untuk berhenti saja di tengah jalan dan mencari warung makan untuk mengisi perut. Dan akhirnya kami menemukan makanan khas disana, sate kelinci. Ada yang bilang sate kelinci bisa untuk menambah stamina, bahkan ada yang bilang setelah makan sate kelinci akan kuat main sex beberapa kali, karena kelinci binatang yang lincah.

Namun kami makan bukan untuk itu. Kami makan karena kami lapar. Dan ingin ganti menu yang tidak biasa seperti yang kami jumpai di rumah setiap hari. Saat berangkat ke Taman Wisata Geni Langit kami tidak mendapat uang saku. Uang yang kami terima beberapa hari sebelumnya adalah uang bensin untuk perjalanan pulang dan pergi ke BLK. Tak perlu saya sebutkan berapa, yang jelas lebih dari cukup untuk transport selama satu bulan.

Persepsi kami, akan dapat lagi saat berangkat study tour. Namun dugaan kami meleset, atau kami yang gagal faham dengan ucapan pengelola BLK. Yang jelas acara pelatihan sudah selesai, dan baru sehari berpisah sudah banyak yang menulis di WA grup “…kangen…”. Padahal kalau mau, kita bisa saling berkunjumg untuk mengobati rasa kangen itu. Atau video call via WA . namun sayangnya cuma bisa menampung 8 orang.

Beberapa hari ini saya dengar dari pengelola BLK bahwa dia sudah tidak sanggup untuk melanjutkan tugasnya, makanya dia meminta 2-3 orang dari kami angkatan ke dua untuk menggantikan posisinya. Tentunya gaji lumayan banyak. Dan atas rekomendasi dari teman teman sepertinya yang ditunjuk adalah mas Rizal dan Dita. Well… mereka adalah pasangan yang sangat kompak, bahkan sangat mesra. Saya tak tahu ada hubungan apa diantara mereka. Semoga saja Mas Rizal segera menemukan pasangan hidupnya yang lebih baik. amiin

Bani Musthofa Studio's

Tidak ada komentar: