Kamis, 14 November 2019

hari pertama

Kang mukhlisin diangkat menjadi kepala sekolah setelah menyelesaikan studinya di sebuah universitas swasta di jawa tengah. Pengangkatan beliau sebagai kepala sekolah bukan tanpa alasan, selain beliau sangat concern terhadap pendidikan di lingkungannya, semua guru dilingkungannya bergelar sarjana. Hanya kang mukhlisin, satu-satunya guru yang bergelar doktor. Itupun diraih melalui jalur beasiswa. Sungguh sebuah pencapaian yang sangat luar biasa. Langkah pertama yang dilakukan kang mukhlisin agar menjadi kepala sekolah yang berkompeten, beliau ingin agar seluruh siswa di sekolahnya terutama yang sudah kelas XII bisa lulus 100 persen. Apalagi ujian nasional di sistem pendidikan kita menggunakan komputer, oleh karena itu kang mukhlisin ingin agar semua siswa punya komputer paling tidak laptop lah, seandainya mereka lulus nanti dan ingin melanjutkan kuliah, laptop tersebut masih bisa digunakan. “Lalu bagaimana dengan yang tidak melanjutkan pak? Kan sama saja dengan buang-buang uang?” Tanya pak malik, guru mapel PAI “lho… pak malik ini gimana? Sekarang ini kan kita hidup di jaman milenial, semua orang pasti akan butuh laptop. Kalaupun ada siswa yang tidak melanjutkan dan bingung laptopnya mau diapain suruh kesini aja. Sekolah siap menerima sumbangan laptop dari siswa baik yang baru maupun bekas. Lagipula mereka kan masih punya adik atau saudara yang suatu saat nanti akan ujian menggunakan laptop.” Jawab kang mukhlisin Pak malik manggut-manggut mendengar jawaban dari kang mukhlisin.

Tidak ada komentar: