Sela menerima lamaran syeh puji. Aku kecewa, didin terluka, wahyu merana dan lutfi ingin bunuh diri. Ini semua salah mas budi, dia ngotot mengajak kami ke kebun kopi banaran. Karena dia pingin mencari inspirasi untuk cerpen terbarunya. Tak tahunya disana ketemu dengan syeh puji yang sedang bercengkrama dengan istri-istrinya. Yang sangat aku herankan, kenapa dia mau menerima syeh puji yang doyan banget poligami? Apakah mungkin ada mantra khusus yang menempel di tangan syeh puji ketika berjabat tangan dengan cewek cakep. Karena ada beberapa cewek yang ikut rombongan kami. Dan semuanya salaman dengan syeh puji. Apakah mantra syeh puji tidak mempan pada laki-laki dan cewek yang tidak cakep?
Seperti seorang kekasih yang sudah lama tak pernah betemu, sela selalu mendekati syeh puji, meletakkan kepalanya diatas dada syeh puji, dan minta agar segera dikawini. Kami hanya bisa geleng-geleng kepala melihat sela melakukan hal itu. Padahal kami semua mengharapkan agar supaya sela mau menerima salah satu dari kami dan menjadikannya pacar, kami akan menerima keputusan sela seandainya dia memilih irul. Cowok hitam dan paling jelek diantara kami. Tapi kalau sela memilih syeh puji, rasanya kami tidak bisa terima. Apa kekurangan kami sehingga dia memilih orang lain di luar geng kami. Minta dijadikan istri lagi, padahal kami hanya menargetkan untuk menjadi pacar.
Memang kami kalah secara financial, syeh puji kaya raya, uangnya segunung. Apa yang diinginkannya bisa tercapai hanya dengan sekali jentikan tangan. Sedangkan kami, harus berusaha keras untuk sekedar membayar uang kost, apalagi mewujudkan impian kami.
Syeh puji juga lebih berpengalaman dalam membahagiakan perempuan. Tentunya dia tahu tehnik dan gaya apa yang paling disukai oleh perempuan untuk mencapai orgasme.
Mungkin pilihan sela tidak salah, hanya saja kami tidak bisa menerimanya. Karena tidak sesuai dengan yang kami harapkan. Andai dia milih irul, cowok yang palling jauh sendiri rumahnya. Pergi ke semarang jam lima pagi habis subuh, dan baru nyampai semarang jam sembilan. Kami masih bisa toleransi. Lagian irul adalah anggota geng yang paling tua. Biasanya yang tua selalu menangan. Dan tak apalah kalau sela memilihnya. Tapi kalau sela memilih syeh puji, aduh…semoga aja syeh puji yang duluan. Duluan mati maksudnya. Agar supaya kami bisa mendapatkan sela kembali. Yah…biarpun janda gak papalah asal dia masih sela. Tidak berubah menjadi disa atau ica. Karena jujur, aku tertarik sekali dengan sela karena ada tahi lalat di pipinya. Aku kadang terbang bersama mimpiku, kapan aku bisa mencium dan merasakan nikmatnya tahi lalat itu. Selain itu kulit sela terlihat bersih. Bodinya ramping dan anggun. Aku yakin sekali pakaian apa saja akan pantas dikenakan oleh sela. Tidak seperti netty yang tubuhnya subur. Ukuran bajunya harus jumbo agar muat. Bahkan mungkin dia juga mendambakan cowok jumbo yang seukuran dengan dia. Tidak dengan irul yang bertubuh cekiing. Biarpun kelihatannya irul terlihat serius sekali mengejarnya.
Ah sela…kenapa kau bunuh cintaku yang sudah mulai bersemi, kenapa kau rapuhkan hati kami sehingga kami harus merana dan merasakan luka?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar