Gusti Allah menganugerahkan dua buah telinga dan satu buah bibir yang berfungsi untuk lebih banyak mendengarkan daripada bercakap. Dan akupun menjadi pendengar setia dan membenarkan apa yang mereka ceritakan kepadaku. Mengangguk dan tersenyum (konon karena senyum itu aku terlihat sangat manis)
Pertengkaran tak terelakkan dan perpisahan menjadi jalan keluar. Aku jelas kecewa. Karena mereka adalah adikku yang imut dan lucu. Aku berbuat sebisaku untuk mendamaikan mereka. Sms. Cerita dari hati ke hati. Namun tidak membuahkan hasil. Mereka terlihat saling membenci. Aku semakin ketakutan. Jangan-jangan karena ulahku, selidik punya selidik mereka udah tidak saling percaya, dan perpisahan adalah yang terbaik. Akupun menangis meski dalam hati.

My lovely wife mewanti-wanti agar aku tidak terlalu mengurusi urusan anak muda. Ada banyak hal lain yang bisa dikerjakan. Kenapa sibuk memikirkan mereka. Bukannya damai nanti malah tambah runyam. Bisa-bisa dicaci maki. Akhirnya kuputuskan untuk berhenti ikut campur. Lagian mereka udah dewasa dan aku yakin mereka bisa menyelesaikan masalahnya dengan bijak. Bukankah kita sebagai orang tua hanya bisa memberikan kepercayaan kepada mereka untuk lebih maju? Meskipun jalan berliku namun jika seperti itu yang harus ditempuh dan ditetapkan oleh tuhan mau bagaimana lagi. Maka di akhir makan malam setelah menjabat tangan adik imutku aku berucap “ manusia hanya bisa merencanakan tapi tuhanlah yang menentukan, semoga kamu dapat pengganti yang lebih baik” (begitu juga dia) tambahku dalam hati….
Aku jadi teringat dengan sms seseorang di salatiga, “ setiap detik adalah kesempatan yang diberikan oleh tuhan agar kita berubah menjadi lebih baik” sms itu aku forward pada adikku yang imut.
Semoga kalian bahagia…
meski tak lagi bersama…
Harapku….
Tali silaturahmi gak akan pernah putus…
Meski jalan yang kita tempuh berbeda…
Special for >(D1DA)<
Tidak ada komentar:
Posting Komentar