Jumat, 27 September 2019
Masjid
ternyata pusat peradaban islam masih terpusat di masjid. baru beberapa hari berjamaah di masjid alhidayat gunungpati, sudah kenal dengan beberapa orang. mulai dari para pendatang, para pensiunan, bahkan orang yang muqim di sekitar masjid. kebetulan pada hari ahad, 29 september ada pengajian dalam rangka memperingati tahun baru islam 1441, yang dihadiri oleh habaib di kota semarang. beberapa teman baru meminta agar bisa datang dan meramaikan acara tersebut. sungguh senang sekali bisa mempunyai banyak teman.
hal yang sama juga pernah saya lakukan di desa ledok. ketika baru pertama datang dan belum kenal siapa-siapa tempat pertama yang aku tuju adalah masjid. disana ada pengajian rutin selapanan, ada berjanjen setiap seminggu sekali dan juga acara yang yang sifatnya insidental. bahkan tak jarang diajak/diundang warga untuk ikut tahlilan. dengan niat silaturahmi untuk menambah persaudaraan, maka aku selalu datang jika ada waktu luang.
alhamdulillah kepercayaan masyarakat semakin tinggi, dari jamaah biasa naik menjadi imam di sholat jumat, atau menjadi imam tahlil.
disini di semarang ini, saat akhlis dan hidayat pulang kampung, aku semakin rajin pergi ke masjid begitu mendengar suara adzan.
Dua Hari
petualangan hari ini masih sama dengan kemarin, mencari bank muamalat. karena saya mempunyai rekening di bank tersebut. ditambah dana pensiun lembaga keuangan (DPLK) meski preminya kecil, namun lumayan untuk menyisihkan uang dengan cara menabung. karena agak dipaksa sedikit. karena setiap kali pegang uang pasti lupa dengan kebutuhan di masa datang, kalau tidak dipaksa seperti ini pasti tidak punya tabungan.
kemarin sudah nyari sampai simpang lima. anehnya kenapa mesti cari di daerah pandanaran (banjir kanal semarang) padahal di daerah masjid baiturrahman semarang ada cabang bank muamalat. sempat tanya sama tukang ojek online, yang kebetulan sedang mangkal di simpang lima situ. tapi dianya tidak nunjukin kalau disekitar situ ada bank muamalat. karena pertanyaan saya jalan pandanaran, PMI kota semarang. dan yang terakhir baru bank muamalat. udah berbekal google map. dengan harapan tidak akan tersesat. namun nyatanya malah kebablasan nyabrang jembatan banjir kanal. daripada muter, dan arus lalu lintas selalu ramai, maka saya memilih untuk jalan terus dan kembali ke kampus unwahas di daerah kalipancur semarang.
alhamdulillah perjuangan kali ini membuahkan hasil, dengan terus mengikuti bantaran sungai akhirnya ketemu juga bank muamalat indonesia. dan berdoa saja semoga rekening tabungan dan DPLK nya masih bisa diselamatkan.
Jumatan

semarang day
hari ini adalah hari kedua aku disemarang. hari dimana tidak ada teman di kost yang menemani. karena dua temanku, akhlis dan hidayat sedang pulang kampung. akhlis ke kudus dan hidayat ke jepara. mereka adalah salah satu penerima beasiswa s2 fiqh di universitas wahid hasyim semarang. mereka semua sudah menikah, namun akhlis jauh dari istrinya, karena berada di lampung. akhlis mengajar disana. alasan dia memilih beasiswa di unwahas karena dekat dengan kampung halamannya, yaitu kudus. akhlis mengajar di sebuah MI swasta di waykanan, lampung. sedangkan hidayat masih terbilang pengantin baru, karena baru dua bulan menikah, jadi saat ini adalah saat yang paling indah bagi dia dan istrinya. hidayat mengajar di MA.
jadi klop, kelompok kami adalah guru dari satuan yang berbeda. kadang kami sering berkelakar, setelah lulus s2 nanti akhlis akan jadi kepala MI, aku jadi kepala MTs, dan hidayat jadi kepala MA. kalau kita bisa mendirikan sebuah sekolah baru dalam satu yayasan, pasti akan sangat seru.
Kamis, 26 September 2019
menuju propinsi jawa tengah

Langganan:
Postingan (Atom)