Jumat, 28 Agustus 2020

TANTAN DAN KHOIRI

Hai guys…!
Kali ini saya akan melanjutkan review tentang peserta BLK komunitas AL Ianah Cepu, yang mengajarkan tentang bahasa inggris. Peserta ini berasal dari Balun, namanya tantan dan khoiri. Kukira mereka bersaudara, namun nyatanya tidak. Tantan orangnya lebih pendek daripada khoiri. Tantan kulitnya putih sedangkan khoiri berkulit gelap. Mirip seperti orang India. Persahabatan mereka tentu diawali dari asal mereka yang sama-sama yaitu sama-samaberasal dari daerah balun kecamatan cepu. Meski terlihat akrab tantan sering mengelak kalau dia adalah sahabat baik khoiri, karena tantan adalah korban covid-19, dia di PHK di awal-awal masa covid-19 merebak di Indonesia pada bulan maret 2020. Tantan jarang pulang kerumah, jadi dia tidak punya teman di balun karena lebih sering merantau ke luar cepu.

Namun mereka mempunyai hobi yang sama yaitu memancing. Kukira semua orang balun suka dengan kegiatan ini karena balun dekat sekali dengan bengawan solo. Semua alat pancing dengan segala merk dan ukuran mereka punya dan percakapan mereka setiap hari tak pernah lepas dari dunia memancing. Namun ada yang tidak saya suka dari mereka, apalagi saat bercanda dan menggojlok temannya, mereka suka berlebihan, saya yang lebih sering berinteraksi dengan mereka kadang juga merasa sakit hati jika digojlok seperti itu. Meski saya peserta tertua kedua setelah Mas Rizal. Paling tidak mereka respect, namun nyatanya tidak. Secara pribadi saya bisa memaklumi sifat dan karakter mereka, karena mereka lulusan STM terkenal di kota cepu. Dan semua orang juga sudah tahu rata-rata anak STM sifatnya seperti itu.

Khoiripun sebetulnya terkesan pendiam, namun saat di kelas, apalagi mr.nafa sedang menerangkan tentang suatu hal, dia sering ngoceh sendiri sama tantan. Saya yang ingin konsentrasi dengan pelajaran jadi terganggu dengan sifatnya. Well… semua orang punya karakter dan sifat yang berbeda, apalagi asal usul mereka dari kelurahan balun yang sangat terkenal itu. Balun adalah kelurahan terbesar setelah kelurahan cepu. Tentunya penduduknya juga beragam sifat dan karakternya, namun yang paling terkenal dan lebih sering terkenal adalah jeleknya. Meski tidak semua orang balun bersikap jelek seperti itu.

Saat pertama kali saya ke semarang dan memperkenalkan diri berasal dari cepu, salah seorang narasumber langsung bertanya “balun sebelah mana?”. Padahal saya tidak cerita kalau saya berasal dari balun. Banner tentang covid-19 yang dipasang disetiap gang di kelurahan balun pun paling ekstrem tulisannya, yang paling bisa kuingat adalah “KELUAR DARI BALUN JIKA ANDA MEMBAWA VIRUS COVID-19 KARENA INI SUDAH BERHUBUNGAN DENGAN NYAWA.”

Sedangkan tantan, dia lebih sering ditinggal oleh bapaknya, maklum bapaknya pemborong di Jakarta. Dia sendiri pernah bercerita kalau ketemu bapaknya hanya dua bulan sekali. Itupun gak lama paling cuma satu-dua hari. Jadi otomatis kasih syang dari orang tuanya kurang. Saat dia sudah bekerja di luar kota dan telponan sama ibunya, hal pertama yang ditanyakan adalah soal uang.
“sudah gajian apa belum?”
“kapan ibu di transfer?”
Ibu butuh uang buat bayar sekolah adikmu atau yang lainnya. Padahal tantan sudah membelokkan percakapan agar tidak tanya soal uang. Namun ujung-ujungnya ke uang juga, apakah semua orang tua seperti itu? Sama seperti ibu saya. Namun mungkin ibu saya yang kurang beruntung. Karena setelah saya dapat kerja, saya langsung menikah, tidak berfikir untuk membahagiakan orang tua dulu dengan cara ngasih uang hasil kerja, namun malah menikah. Yang secara otomatis setiap kali ditanya uang pasti jawabannya sudah saya berikan kepada anak istri saya. Mungkin saya lebih kejam ya, maafkan saya ibu…! belum bisa membahagiakanmu sampai saat ini.

Terlepas dari itu semua, tantan dan khoiri teman yang mudah bergaul dan enak diajak ngobrol tentang masalah apapun. Mulai dari cewek, pekerjaan bahkan ketidakberesan pengelola BLK. Joke yang disampaikan sering membuat orang terpingkal-pingkal meski kadang joke itu menyakiti perasaan orang lain terutama saya sebagai peserta tertua ke dua setelah Mas Rizal. Karena joke mereka lebih terasa sepertiolok-olokan mereka terhadap saya. Bye…

Tidak ada komentar: