Sabtu, 22 Agustus 2020

Merdeka...!

17 Agustus adalah hari kemerdekaan Indonesia. Namun pada tahun 2020 ini upacara yang seharusnya kita laksanakan dengan meriah harus kita laksanakan dengan cara yang singkat, karena ada pandemic covid-19. Singkat bukan berarti tidak khidmat. Pemerintah melalui jejaring sosial dan beberapa kanal stasiun berita baik negeri ataupun swasta meminta kepada seluruh warga Negara Indonesia untuk melakukan upacara dengan singkat, dari pukul 10.17 WIB. Warga diminta untuk mengambil sikap sempurna dan mengheningkan cipta selama tiga menit. Berdoa untuk mendoakan para pahlawan yang telah gugur menurut agama dan kepercayaannya masing-masing.

Melihat peristiwa ini saya jadi teringat dengan ceramah Habib Lutfi Pekalongan beberapa tahun yang lalu. Beliau bercerita bahwa ketika kecil beliau diajak oleh orang tua, guru dan kerabatnya ke suatu tempat. Ketika sudah masuk jam sepuluh, orangtuanya meminta untuk menepikan mobil yang mereka tumpangi. Setelah semua orang yang berada di dalam mobil turun, salah seorang kerabatnya menggelar tikar dan mereka duduk bersila diatasnya. Lalu salah satu dari mereka berkata, mari kita mulai. Setelah itu sang guru berwasilah kepada Nabi Muhammad SAW dan mendoakan para pejuang Indonesia. Habib Lutfi yang masih kecil kaget, ada apa ini?

Sang ayah yang tahu ada pertanyaan di wajah putranya segera menjelaskan bahwa sekarang adalah tanggal 17 Agustus. Kita tidak bisa berjuang seperti para pahlawan yang telah gugur, bahkan mereka mempertahankan kemerdekaan itu agar supaya anak cucunya tidak hidup dalam penjajahan. Kenapa hanya berdoa saja, membaca surat al fatihah minimal, kita merasa sulit atau bahkan enggan. Dari situ Habib Lutfi kecil faham bahwa semua orang, tanpa memandang suku, agama, dan juga ras, selama mereka hidup di bumi Indonesia, makan dan minum diatas bumi Indonesia, bernafas dengan udara yang ada di Indonesia, maka mereka wajib mendoakan para leluhur terutama para pahlawan kemerdekaan. Toh itu hanya dilakukan sekali dalam satu tahun yaitu saat perayaan kemerdekaan tanggal 17 Agustus.

Sekarang Habib Lutfi menjadi dewan penasehat presiden Joko Widodo untuk periode 2019-2014. Dan beliau menerapakan apa yang telah diajarkan oleh guru dan juga orangtuanya. Beliau satu-satunya dewan penasehat yang mempunya latar belakang habib (keturunan Nabi SAW) dan juga ulama (tokoh panutan warga NU).

Dirgahayu Republik Indonesia ke 75. Sekali merdeka tetap merdeka.

Tidak ada komentar: