Minggu, 30 Agustus 2020

Bermimpi

Biasanya aku tidak pernah bermimpi jam tiga pagi. Sudah lama sih, dulu emang sering. Sekarang sudah tidak lagi. Namun akhir-akhir ini mimpi itu datang lagi. Mimpi tentang apa saja. Mimpi tentang siapa saja. Orang jawa bilang mimpi di pagi hari itu bisa menjadi nyata. Dan mimpi itu kebalikan dari kenyataan. Misalnya mimpi buruk, bisa jadi kita akan mendapat kebaikan di dunia nyata. Ataupun sebaliknya.

Contoh yang lazim, apabila kita mimpi menikah berarti kita akan mati. Mimpi digigit ular, maka kita akan menikah. Terlepas dari semua itu, beberapa artis sering mengatakan bermimpilah dan wujudkan mimpimu. Artinya di dalam mimpi kita bisa jadi siapa saja dan apa saja. Tingal kita berani mewujudkannya di dunia nyata apa tidak. Misal mimpi menjadi presiden, maka kita harus mewujudkannya dengan ikut partai politik. Mimpi jadi orang kaya, berarti kita harus mau bekerja.

Mimpi hanya akan menjadi mimpi jika kita tidak berani merealisasikannya. Akhirnya hanya bisa berandai-andai, hanya bisa berangan-angan. Meski beda penyebutan mimpi hampir sama dengan cita-cita dalam arti sesuatu yang ingin diraih. Mimpi terjadi saat kita tidur, sedangkan cita-cita terjadi saat kita bangun menghadapi realita dunia. Untuk itu beberapa motivation trainer sering berkata bermimpilah setinggi langit. Jangan fikirkan jatuhnya saat mimpi itu tidak bisa menjadi nyata. Artinya harus ada cita-cita yang tinggi yang ingin kita raih. Meski jika tidak terealisasi, jatuhnya akan terasa sakit.

Contoh diri saya sendiri, dulu ketika MTs pernah bermimpi ingin menjadi dokter, saat aliyah ingin jadi polisi, dan saat kuliah pingin jadi pengacara. Dan saya pernah merealisasikan semua mimpi itu. Setelah lulus aliyah, saya ke semarang untuk daftar di fakultas kedokteran undip. Namun tidak diterima. Begitu saya tahu kalau tidak di terima saya langsung daftar polisi. Namun sialnya seminggu sebelum tes saya kecelakaan dan tangan saya patah. Beberapa teman memberi motivasi agar supaya saya kuliah di cepu saja, mumpung ada kuliah dengan biaya murah. Saya langsung ambil fakultas hukum islam.

begitu lulus mencoba melamar kerja kesana kemari malah diterima di MTs Darul Falah Cepu sebagai guru. Keinginan untuk menjadi pengacara masih ada, lalu saya mencoba mencari beasiswa. Adanya malah beasiswa pendidikan dan di terima di Universitas Wahid Hasyim untuk program pascasarjana. Untuk meningkatkan kapabilitas saya dalam mengajar. Akhirnya sekarang mendalami profesi sebagai guru dan rajin menulis untuk mengasah skill menjadi pemimpi yang baik dan benar. Karena semua mimpi saya tidak ada yang terealisasi. Namun saya yakin dengan mimpi saya. Setidaknya biar anak-anak saya yang mewujudkan mimpi saya dan saya akan menabung agar punya banyak uang untuk mewujudkan mimpi anak-anak saya.

Sekarang harus bekerja lebih giat untuk merealisasikan mimpi itu. Bermimpi memang mudah, meski ada beberapa orang yang dimudahkan jalannya dalam merealisasikan mimpi mereka. Namun ada juga yang sulit, seperti saya. Ada tiga hal yang tidak bisa kita tiru dari orang lain. Yaitu jodoh, rizki dan juga mati. Boleh bermimpi punya jodoh yang cantik/ganteng, kaya raya namun tuhan sudah menentukan jodoh kita siapa, tinggal bagaimana kita merawatnya. Boleh meniru usaha teman dalam mencari rizki, misal jualan pulsa, properti atau pengusaha yang lain. Namun hasilnya kadang berbeda, tinggal bagaimana kita mensyukurinya. Dan yang terakhir boleh kita berobat kemana saja. Namun jika sudah saatnya kita menghadap tuhan, kita pasti akan kembali kepadaNya apapun dan bagaimanapun caranya. Semua tuhan sudah mengatur, Ibarat wayang yang digerakkan oleh dalang. Kita sebagai hamba harus berikhtiar dan berusaha, jika sakit ya harus berobat dan disanalah tuhan menulis kita sebagai orang yang mau bersabar dan bersyukur.

Tidak ada komentar: