Minggu, 06 September 2020

Asfa Oy

Sebelum saya bercerita tentang trio kwek kwek (sebutan untuk, hakim, inul dan zaki) saya akan menceritakan tentang Asfa. Salah seorang peserta pelatihan bahasa inggris yang selalu memakai sarung. Dia adalah alumni pondok pesantren al anwar sarang rembang. Dulunya dia alumni dari MTs AL Muhammad Cepu. Lalu melanjutkan di MA Yastamas Cepu. Dan mondok di AL-IANAH Cepu gang Delapan. Setelah lulus dari aliyah dia melanjutkan studinya di STAI AL ANWAR sarang rembang, sambil mondok disana.

Beberapa peserta perempuan mengaku kalau kelas terasa sepi kalau tidak ada Asfa. Maklum pembawaan Asfa sumeh dan selalu lucu dalam setiap tingkah lakunya. Suaranya keras dengan sedikit logat yang dibuat-buat, sehingga setiap kali dia berbicara selalu membuat orang terpingkal-pingkal. Asfa mempunyai gigi gingsul, gigi yang tumbuh tidak sempurna (tumpuk) namun justru itu menambah daya tariknya.

Dalam beberapa kegiatan yang diadakan oleh BLK (selama pelatihan)dia selalu mendapat kepercayaan sebagai master of ceremony (MC) tentu saja acara selalu heboh dengan gayanya. Meski bahasa inggrisnya banyak yang salah ketika membawakan acara, namun dia tetap pede. Toh kita juga gak begitu paham dengan bahasa inggris. Selain Mr. Nafa (sang tutor)yang penting speak up loudly.

Sayang pada acara pamungkas (jalan-jalan ke sarangan) dia tidak ikut karena persiapan ujian skripsi. Tentu saja sekarang dia sudah lulus dan jadi sarjana. Oleh karena itu acara ke sarangan menjadi garing tanpa dia. Selain itu tidak ada uang saku, sehingga membuat lemas semua peserta.

Akhir-akhir ini saya sering melihat dia di BLK mengantarkan snack dan juga makanan. Maklum dia dipasrahi oleh pengasuh pondok untuk ikut mengawasi santri-santri putra di AL-I’ANAH Cepu. Saya ketemu dia setiap hari karena saya juga ditunjuk untuk menjadi admin sementara di BLK, sebelum kuliah di semarang mulai.

Meski dia sudah tidak berucap bahasa inggris lagi, namun dia masih tetap lucu. Dan penampilannya yang memakai sarung dan kopyah tidak pernah ketinggalan. Semangatnya untuk mengabdi di pondok sangat bagus dan luar biasa sekali. Meski sering di kecewakan oleh lembaga. Mungkin sama seperti belajar sampai mati. Mengabdi kepada kyai juga sampai mati. Paling tidak harus respect sama pengasuh dan asatidznya.

Pada pelatihan ke tiga ini, Asfa membawa dua orang temannya dari sarang untuk ikut belajar bahasa inggris secara Cuma-Cuma. Dua orang temannya itu berasal dari tangerang dan jambi. Daerah yang sangat jauh dengan Cepu. Maklum niat awalnya adalah mondok di sarang. Sambil menunggu virus corona hilang, mereka memanfaatkan kesempatan belajardi BLK AL-I’ANAH CEPU untuk mendalami bahasa inggris sampai expert. Maklum kesempatan belajar seperti ini tidak akan dating dua kali. Meski ada masalah internal dengan lembaga, paling tidak kita mendapatkan ilmunya yang bias kita manfaatkan dimasa depan.

Ingat, belajar itu dimulai dari kita turun dari ayunan, dan beralhir sampai kita masuk ke liang lahat. Jadi selama masih ada kesempatan untuk belajar maka gunakanlah kesempatan itu dengan sebaik-baiknya.

Tidak ada komentar: