Minggu, 15 November 2020

FILE SAMPAH

Hari kamis kemarin, komting (ketua) kelasku di program pascasarjana mengkritik tentang status WA yang tidak ada artinya, status itu ibarat sampah karena tidak ada tagline dalam status tersebut. Status itu hanya berupa foto atau video yang kadang harus di download dulu. Lalu aku jelaskan kepadanya bahwa pembuatan status itu bertujuan untuk membersihkan file sampah yang ada di hape, berupa foto dan video. Karena eman sekali jika harus dibuang, maka saya buang (hapus) setelah saya bagikan ke status WA dan beberapa grup.

Teman saya lalu bercerita tentang sebuah mobil yang dibeli 15 tahun lalu. Kalau kita jual ke showroom mobil lagi mungkin harganya akan murah, karena model mobil sudah tidak up to date. Sedangkan jika kita jual ke pasar mobil harganya hanya naik sedikit, dan jika kita jual pada orang yang membutuhkan, mungkin harganya juga hampir sama. Lalu ditemukanlah sebuah tempat yang bisa menerima mobil itu dengan harga yang sangat tinggi. Tempat itu adalah toko barang antik.

Inti dari cerita itu adalah, semua orang mempunyai pangkat dan derajat yang berbeda di setiap tempat. Mungkin kita tidak berarti apa-apa di antara orang-orang tertentu, karena kita mungkin dianggap orang biasa. Namun ditempat yang berbeda pula kita bisa sangat berarti sehingga dihormati dan disegani oleh banyak orang. Artinya kita harus bisa memposisikan diri kita, ketika kita berada di suatu tempat. Misal di rumah, sekolah, pasar, atau tempat yang lain.

Sama dengan status WA yang mungkin dianggap biasa oleh beberapa orang, namun dianggap sampah oleh orang yang berpengetahuan. Karena status WA kita tidak ada artinya. Bisa jadi status WA akan sangat berarti bagi orang yang membutuhkan, mungkin saat kita menge-share lowongan pekerjaan atau sebuah kegiatan.

Tapi bagi saya, semua kembali kepada diri kita masing-masing. Komting dan beberapa teman pascasarjana sering sekali mengkritik bahkan menggojlok dengan caci maki yang menyakitkan hati. Namun saya tahu itu semua dilakukan karena saya berada di masa transisi (peralihan) dari orang awam menuju ilmuwan. Kuncinya juga sama, belajar dan terus belajar mengupdate diri sendiri dengan wawasan yang bermanfaat dan juga mengetahui perkembangan yang terjadi di saat ini. Tidak hanya diam atau pasif dengan perkembangan tersebut. Untuk itu saya mengucapkan terima kasih kepada semua teman pascasarjana universitas wahid hasyim semarang kepada saya, yang bersedia mengkritik saya. Kritik anda sekalian adalah sebuah kepedulian kepada seorang sahabat yang tidak bisa saya dapatkan ditempat lain.

Semenjak saat itu saya tidak lagi nyetatus di WA dengan sampah yang tidak berguna. Namun itu hanya berlaku beberapa hari saja, karena banyak sekali file sampah (foto/video) yang tidak berguna di HP saya. Jadi maafkan jika saya bandel. Bukan saya tidak peduli dengan kritik yang diberikan. Saya hanya merasa eman sekali jika file itu dibuang (hapus) begitu saja, jadi saya merasa perlu men-share foto/video tersebut. Maafkan aku kawan...

Tidak ada komentar: