Rabu, 25 Juni 2008

KEKERASAN DI SENAYAN

W@ ternyata seru tenan demo mahasiswa kemaren y.
Tapi aku sebel m orang2 yg bisanya cuma ngomong "kenapa harus anarkis?
kenapa tidak pake cara laen yg mencerminkan intelektualitas? anda mengaku
mewakili rakyat, rakyat yg mana?'
pekok bgt poL pertanyaan2 gt.
La emange gampang po nemui orang2 yg 'terlanjur' diberi kesempatan
bikin kebijakan? Nek perjuangané diplomasi, negara kita tu aparate melebihi
Jepang jahaté. Dulu Jepang masi bisa dijak ngobrol tawar menawar m Soekarno
tentang pelaksanaan kemerdekaan Rl. La nek pejabat kita kan gak pernah ngasi
kesempatan mahasiswa ngomong, kalopun ngasi y cuma pas ketemu di dialog
interaktif tipi, n jangan harap ada follow up.

Nek dibilang jangan anarkis, aku yakin mahasiswa gak pengen anarkis. Mereka
jadi brutal karena semua jalan udah buntu n aspirasi gak didengar, palagi
diperhatikan, dipertimbangkan, n dilaksanakan.

0rang2 tu aneh, hak2é diperjuangkan koq malah nyalah2ke yg memperjuangkan,
dibilang merugikan kepentingan umum, mengganggu aktivitas sehari2, menghambat
kegiatan ekonomi. Tapi nek mahasiswa gak bergerak pun disalahke, dibilang
sarjana melempem, menyuburkan rezim zalim.
Sakjane bisa gak ada demo yg merusak ky kemaren kalo pemerintah mau sharing dg
mahasiswa.., atw sebagian besar masyarakat, dari semua elemen, mau
berpartisipasi menyuarakan aspirasinya. Sayangnya rakyat memang tidak
kompak..Banyak yg tidak peduli dg kondisi. Terutama orang2 yg sudah nyaman dan
diuntungkan dg kebijakan yg diambil pemerintah.
Lagi2, pemerintah berhasil membungkam dg 'suap' golongan masyarakat
tertentu, shg orang2 ini tidak peduli pd ekses yg ditimbulkan oleh kebijakan
krn mereka justru diuntungkan.
Dan, jurang pemisah makin lebar saja, masyarakat makin terkotak2, baik vertikal
maupun horisontal.

Negara yg mengerikan..
Mungkin Rl terlalu luas, shg pemerintah tidak sanggup menatanya..Terlalu banyak
masalah yg tidak selesai dan tidak diselesaikan. Terlalu banyak ketidakadilan yg
dilindungi dan dibenarkan.

Tidak ada komentar: